TARAKAN – Wali Kota Tarakan dr Khairul mengapresiasi kegiatan seminar literasi digital dengan tema melawan hoaks- Menjaga Data Pribadi #makinCakapDigital yang digelar di Gedung Serbaguna Pemkot Tarakan, Sabtu (17/12/2022).

“Judulnya menarik. Bagaimana membangun literasi dengan baik untuk menghindari hoaks dan menjaga data pribadi. Ini yang perlu dilakukan jangan sampai apa yang kita lakukan sampai mengundang kejahatan dan lainnya,” kata dr Khairul usai membuka kegiatan tersebut.
Menurutnya, saat ini minat baca khusunya medsos di Indonesia sangat tinggi. Hal ini yang menjadi persoalan besar, sebab para pengguna medsos ini kurang membaca literature, text book dan lainnya.
“Itulah yang menjadi problem, untuk pendalaman materi sangat kurang dan lebih parah lagi informasi belum jelas tapi sudah diteruskan ke mana-mana. Itu yang sering menimbulkan ketidakstabilan di negara ini. Kita berharap media sosial ini bisa membantu, tentu harus bijak harus pandai memanfaatkan untuk komunikasi dan sosialisasi,” ujarnya.

Direktur ICT Watch Indriyatno Banyumurti menambahkan, kegiatan literasi digital melawan hoaks dan menjaga data pribadi untuk Indonesia makin cakap digital kerjasama dari Pemkot Tarakan, Apikom Kaltara dan ICT Watch.
Ini merupakan program yang dicanangkan oleh Joko Widodo pada 20 Mei 2021 lalu. Tentu, ini tidak hanya dikerjakan oleh pemerintah saja. Akan tetapi harus ada kolaborasi dari berbagai pihak.
Baca juga: https://facesia.com/sapma-pemuda-pancasila-kaltara-sukses-gelar-muswil-i/
“Harus lebih cerdas dalam menggunakan teknologi digital,” pesan Banyu.
Dalam menghadapi tahun pemilu 2024, Banyu mengimbau agar masyarakat lebih melek digital dan melawan hoaks. Lebih cerdas dalam memilih dan memilah informasi yang disajikan.
“Tahun 2024 kita akan menghadapi pemilu besar mulai dari Pileg, Pilpres dan Pilkada. Kejadian di tahun 2019 lalu cukup memprihatinkan, gimana kita dipolarisasi atau dikotak-kotakkan, salah satunya melalui media sosial. Jika kita tidak bijak menggunakan media sosial maka akan terperangkap dengan algoritma media sosial dan membuat kita hanya menerima satu pendapat saja,” imbuhnya.
“Oleh karena itu, mudah-mudahan pada pemilu mendatang kita bisa lebih cerdas, bijak dan meningkatkan daya berfikir kritis. Tidak mudah percaya dan termakan isu. Bisa melakukan verifikasi secara mandiri sehingga kejadian di tahun 2019 tidak terulang di tahun 2024,” pesannya.
Ketua STMIK PPKIA Tarakanita Rahmawati Tarakan, Endyk Noviyantono menambahkan, selain melawan hoaks, masyarakat juga diimbau untuk menjaga privasi dan data pribadi. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari pencurian data pribadi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Ketika menggunakan media sosial harus sadar. Banyak data diri yang harus kita lindungi. Jika kita tidak masalah data itu tersebar maka tidak jadi masalah. Namun sebaiknya data pribadi di non aktifkan agar tidak sembarang yang bisa akses,” kata Endyk.
Menurutnya, menggunakan medsos akan membuka banyak hal. Meski demikian, diperlukan perlidungan data pribadi agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.
“Jangan berharap media sosial akan sehat jika kita sendiri tidak bisa sehat. Ini persis seperti pisau bermata dua. Kita harus sadar bahwa dibelakang mereka (medsos) bahwa informasi kita ini dipakai. Mereka tidak mungkin tidak mengambil itu,” pungkasnya.(sha)