
TARAKAN – Persoalan keterbatasan lahan di Kota Tarakan menjadi salah satu pertanyaan dari panelis dalam debat publik kedua Calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tarakan, yang digelar di Hotel Tarakan Plaza, Rabu 20 November 2024.




Pertanyaan panelis adalah bagaimana kebijakan dan strategi paslon untuk menyeimbangkan antara pembangunan dan kelestarian lingkungan.






Merespon pertanyaan tersebut, calon Wakil Walikota Tarakan Ibnu Saud Is menjelaskan, terkait permasalahan lahan seperti hutan kota, pemukiman dan lainnya, ini merupakan pemasalah lama.






“Karena umumnya di Tarakan ini, tanah itu jika bukan milik pemerintah, milik Pertamina atau TNI AL. Sehingga kita harus mencari tahu lahan ini milik siapa,” kata Ibnu.



Ditemui usai mengikuti debat kandidat, Ketua DPD Partai Gerindra Kaltara ini menjelaskan, permasalah lahan juga sudah masuk dalam 20 program kerja yang telah dipaparkan.
“Ini sudah masuk dalam program kerja, tinggal mencari jalan keluar terkait masalah tanah ini. Tentu tidak semudah membalikan telapak tangan. Kita harus berbicara dengan berbagai pihak. Termasuk dengan kawan-kawan kita di Pertamina dan TNI AL,” ujarnya.
Menurutnya, pendekatan yang akan dilakukan antar instansi ini juga berbeda. Misalnya, untuk angkatan berdasarkan hirarkis. Meski demikian, tentu pemerintah tidak boleh lelah untuk mengawal hingga ke pusat.
“Untuk penanganan konkret mengenai lahan ini tentu semua pihak harus berbicara. Misalnya, jika lahan itu ditenggarai oleh Pertamina maka harus berkomunikasi dengan Pertamina. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan,” jelasnya.
“Harus mencari cara agar ada win-win solution. Termasuk dengan tukar guling lahan jika dimungkinkan. Dengan tukar guling pun, kadang masih ada problem,” lanjutnya.
Selain itu, terkadang pergantian kepemimpinan juga menjadi penyebab masalah ini berlarut-larut. Sebab, terkadang permasalah yang sebelumnya telah menemui kesepakatan akan berubah lagi ketika pimpinan berubah.
“Nah, sekali lagi kita tidak boleh menyerah. Sepanjang ini untuk pelayanan masyarakat kita akan cari jalan keluar. Kita ajak tokoh-tokoh yang selama ini konsen dengan hal ini. Setiap periode kepemimpinan selalu diupayakan namun masih sedikit perkembangan. Mudahan dalam masa mendatang kita dapat menyelesaikan dengan lebih konkret,” tuturnya.
“Solusinya adalah mengajak seluruh pihak untuk duduk bersama. Akan mencari jalan tengah. Jika ada dampak atau akibat dari hal ini, seperti anggaran. Saya yakin pemkot akan membantu. Yang paling penting adalah niat untuk mencari jalan keluar demi kebaikan semua. Tentu dengan berbicara. Kita tidak bisa saling mencurigai. Itu harus dibuang dulu. Sepanjang ada upaya, insya Allah ada hasil. Pasti ada progres. Negara harus menghidupkan harapan,” terangnya.
Ia juga meminta kepada masyarakat untuk memberikan waktu kepada pemerintah dan penegak hukum dalam menyelesaikan masalah ini. Disisi lain, pemkot akan mengupayakan jalan keluar.
“Mohon bersabar dengan memberi kesempatan kepada kami yang sedang mengupayakan itu. Paling penting kesabaran revolusioner. Pemerintah pasti akan mengupayakan. Dimasa kepemimpinan kami, kita akan mengupayakan segala daya upaya untuk membantu masyarakat yang mengalami masalah tumpang tindih lahan. Termasuk hingga ke menhan dan lainnya,” pungkasnya. (*)