TARAKAN – Minyak jelantah yang dapat dijadikan sebagai sebagai Fatty Acid Methyl Ester (Fame) atau biodiesel membutukan proses yang panjang.

Diungkapkan Ketua Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) Ramah Lingkungan Kelurahan Kampung Enam, Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan, Sarji pengelolaan ini dibutuhkan bahan baku yaitu minyak jelantah, alkohol dan soda api kemudian alat pemanas.

“Saat ini, kita menggunakan gas elpiji jauh lebih murah dibandingkan dengan lainnya. Namun saat dulu menggunakan bio gas juga murah hanya saja, dari nilai waktu dan tenaga yang dikeluarkan ternyata jauh lebih murah elpiji,” tutur Sarji.
Fame yang dihasilkan saat ini kata Sarji, belum melewati proses uji laboratorium. Sebab, pembuatannya juga berdasarkan perkiraan. Kendati begitu, Fame sudah dapat digunakan untuk mesin-mesin skala kecil seperti mesin dompeng.
“Alhamdulilalh bsia dilihat hasilnya. Hanya saja jika digunakan untuk kendaraan masih berisiko karena belum mengetahui kelayakannya,” ungkap Sarji.
Menurutnya, masyarakat perlu melihat peluang yang ada di sekitar. Dengan memanfaatkan bahan baku yang ada di sekitar, dapat olah sebanyak banyaknya agar lingkungan bisa dijaga keasriaannya.
“Alhamdulillah jika mendapat respons positif dari legislatif. Cita cita kami fame dapat bernilai jual. Namun untuk mencapai ke situ harus melewati beberapa prosedur. Ke depannya hasil produksi ini bisa dianalisa agar bisa bernialai jual. Karena kami juga keterbatasan ilmu,” tutur Sarji. (nri)



