TARAKAN – Sepanjang Oktober 2024, pelaksanaan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) melalui layanan Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang diselenggarakan oleh KPwBI Provinsi Kaltara berlangsung dengan efisien, aman, andal dan lancar.

“Hal tersebut tercermin dari tingkat ketersediaan (availability) sistem yang mencapai 100 persen dan tidak terdapat unsettled transaction,” ungkap Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Kaltara Wahyu Indra Sukma melalui keterangan press rilis.

Nilai transaksi BI-RTGS pada Oktober 2024 tercatat kontraksi sebesar -15,98 persen (yoy) atau sebesar Rp1,05 triliun. Volume transaksi RTGS tercatat sebanyak 811 transaksi atau terkontraksi sebesar 3,91 persen (yoy). Untuk Nilai transaksi transfer dana melalui SKNBI juga tercatat tumbuh melambat sebesar 3,89% (yoy) menjadi Rp464,55miliar.
“Ini sejalan dengan hal tersebut, volume transaksi SKNBImengalami kontraksi sebesar -5,15 persen (yoy) atau tercatat sebanyak 9.124 transaksi,” jelas Wahyu.
Perkembangan Sistem Pembayaran Bank Indonesia yang semakinbaik tersebut juga sejalan dengan penerapan BI-FAST yang semakin luas di masyarakat sejak Desember 2021 sebagai wujud modernisasi dari SKNBI, dengan waktu layanan lebih luas (24/7), real time, dan kanal pembayaran yang lebih luas.
“Seiring dengan jumlah merchant QRIS di wilayah Kaltara per Oktober 2024 juga meningkat menjadi 92.187 merchant,” jelas Wahyu.
Jumlah tersebut bertambah 14.071 merchant jika dibandingkan posisi per 31 Desember 2023 (78.116 merchant). Peningkatan juga terjadi pada jumlah pengguna baru QRIS di Kaltra, per Oktober 2024 tercatat total terdapat sebanyak 116.247 pengguna QRIS.
“Penggunanya juga meningkat sebanyak 34.193 pengguna baru jika dibandingkan 31 Desember 2023(82.054 pengguna),” ucap Wahyu. (nri)



