TARAKAN – Komposisi tenaga kerja lokal yang diakomodir PT Phoenix International Resources (PRI) saat ini mencapai 30 persen, khususnya warga asli Bumi Paguntaka.

Perwakilan HRD PT PRI, Yanuar mengatakan PRI rutin melaporkan ketenagakerjaan untuk skala nasional, yang menjadi indikator suatu perusahaan bisa untuk bisa diberikan izin oleh bidang-bidang terkait secara nasional maupun Provinsi Kaltara.

“Kami rutin melaporkan ke Disnaker mulai dari PKWT mendapatkan akta pencatatan hingga pekerja permanen. Termasuk kontraktor yang berkerja sama kami arahkan untuk berkoordinasi dengan dinas,” ungkap Yanuar.
Dilakukannya pelaporan ini merupakan sarana informasi terkait ketenagakerjaan itu, melalui forum resmi dan diatur oleh peraturan pemerintah.
“Tetapi sebelum informasi disebarkan keluar, kita sampaikan kepada warga terdekat melalui Lurah Juata Permai maupun Ketua RT,” tegasnya.
Langkah dilakukan dalam menerima tenaga kerja lokal, PT PRI bekerja sama dengan Disnaker melalui job fair. Termasuk undangan langsung ke beberapa SMK dan Universitas Borneo Tarakan (UBT), itu telah lakukan.
“Kami tidak pernah melakukan blacklist siapapun untuk bergabung,” jelasnya.
Ditegaskannya, tamatan UBT yang bekerja di PT. PRI sampai sekarang sudah ada 26 orang berasal dari berbagai jurusan. Untuk SMK, PT. PRI mulai dengan program training mental building selama 6 bulan.
“Setelah mereka lulus training selama 6 bulan di Kodim, 15 orang tersebut langsung kita angkat menjadi karyawan tetap. Memang tidak bisa kita pungkiri bahwa beberapa posisi itu, mengharuskan skill bersertifikasi sesuai dipersyaratkan pemerintah yang wajib dipenuhi,” ungkapnya.
PT PRI telah mensertifikasi sebanyak 130 orang karyawan melalui Disnaker Kota Tarakan, supaya tenaga kerja tersebut memenuhi persyaratan secara peraturan perundang-undangan. Total pekerja PRI sekitar 668 orang itu di luar subkontraktor.
“Itu belum termasuk outsourcing di bawahnya PRI, contoh driver ada 53 orang itu dari Tarakan, helper suplay itu 203 orang semuanya Tarakan, office boy dan office girl itu 10 orang juga Tarakan,” ungkapnya.
Yanuar menambahkan ke depan tidak menutup kemungkinan, PT PRI tetap akan menambah tenaga kerja. Hanya saja jumlahnya tidak begitu banyak, karena untuk menggantikan yang berhenti atau habis kontrak.
Nantiny pembangunan fase kedua, kemungkinan tenaga kerja yang dibutuhkan bisa lebih banyak lagi apabila sudah berjalan. Alasan PRI tidak butuh banyak tenaga kerja, karena pengoperasian mesin yang ada menggunakan sistem digitalisasi.
“Jadi semua diatur menggunakan monitor. Contoh yang dulu kerjaan membutuhkan 8 orang sekarang cukup 4 orang saja,” pungkasnya. (nri)



