TARAKAN – Komisi II DPRD Kota Tarakan melakukan kunjungan ke Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Kamis (18/9/2025).

Dalam pertemuan itu, sejumlah persoalan muncul, mulai dari penyaluran beras bantuan pangan nasional hingga kondisi peternakan lokal.
Wakil Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Markus Minggu, mengatakan pihaknya ingin memastikan bantuan beras benar-benar sampai kepada penerima yang sesuai di lapangan.

“Dinas menyampaikan tidak ada kendala. Kalau pun ada data penerima yang sudah meninggal, ada mekanisme penyesuaian bersama kelurahan,” kata Markus usai pertemuan.
Selain soal beras, DPRD juga menyoroti ketersediaan pangan untuk mendukung program makanan bergizi gratis. Komoditas utama yang dibahas adalah daging ayam dan sapi.
Menurut Markus, masuknya ayam beku ke Tarakan tidak mematikan ayam lokal. Justru ayam beku lebih diminati warga karena harga lebih terjangkau dan dianggap lebih bersih.
“Kalau soal kebersihan, sebenarnya itu bisa diatasi. Pemerintah harus fasilitasi pemotongan ayam lokal di rumah potong hewan agar higienis dan bisa bersaing dengan ayam beku,” ujarnya.
Terkait daging sapi, Markus menyebut Tarakan tidak cocok untuk peternakan besar, hanya sebatas penggemukan. Selain itu, sebagian besar peternak masih menjadikannya sebagai usaha sampingan.
“Harus ada dukungan lahan supaya kita tidak selalu bergantung pada sapi dari luar Tarakan,” tegasnya.
Komisi II DPRD Tarakan juga menyinggung soal transparansi data penerima bantuan. Markus menegaskan pihaknya akan meminta data penerima agar tidak ada penyalahgunaan di tingkat bawah.
“Data harus terbuka, supaya jelas siapa yang menerima. Jangan sampai ada permainan,” pungkasnya. (Pra)



