TARAKAN – Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang diinisiasi oleh Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan telah diselenggarakan untuk mengevaluasi dan mengatasi berbagai persoalan dalam pelaksanaan Program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dijalankan oleh mitra Badan Gizi Nasional (BGN), Rabu (15/10/2025).

RDP yang dipimpin oleh Ketua Komisi II, Simon Patino, ini menghadirkan perwakilan dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Kesehatan, Dinas Kesehatan, Dinas Perdagangan, Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), dan mitra pelaksana untuk memastikan program berjalan efektif, higienis, dan menjangkau seluruh penerima manfaat.
Dalam pertemuan tersebut, Dewi selaku Koordinator Wilaya SPPG Kota Tarakan, bersama dengan tim pelaksana, menyampaikan tantangan operasional utama yang dihadapi di lapangan. Salah satu kendala terbesar adalah kenaikan harga dan potensi kelangkaan bahan baku.

Dewi melaporkan bahwa operasional enam dapur SPPG yang berjalan serentak telah memicu kenaikan harga dan menipisnya ketersediaan bahan baku di pasaran lokal.

Untuk memastikan variasi gizi dan memenuhi kebutuhan protein harian, pihak dapur terpaksa menggunakan bahan baku non-lokal seperti ikan Dori. Sementara itu, komoditas lokal seperti Batari (ikan) yang bagus dan sering digunakan, kini mulai langka karena tingginya permintaan dari semua dapur.
Selain itu, variasi pasokan sayur juga kurang, sehingga beberapa produk harus didatangkan dari luar Tarakan. Isu kelangkaan ini menjadi perhatian serius, terutama jika program terus diperluas, karena dikhawatirkan kelangkaan akan semakin menjadi. Pihak SPPG meminta bantuan agar persoalan bahan baku yang mulai naik harganya dan menipis ini dapat teratasi.
Dewi juga menjelaskan bahwa kendala administrasi awal dalam mendapatkan data siswa dari sekolah telah berhasil diatasi. Sebelumnya, sulitnya mendapatkan data karena banyak pihak yang meminta data serupa membuat sekolah ragu. Namun, setelah mendapat surat rekomendasi dari Dinas Pendidikan, pihak sekolah mulai percaya dan data berhasil dikumpulkan. Saat ini, total penerima manfaat MBG di Tarakan telah mencapai 18.393 siswa.
Lebih lanjut, program MBG kini mulai diperluas dengan melayani kelompok rentan 3B (Bumil, Busui, dan Balita), yang diawali oleh SPPG Tarakan Barat dan akan diikuti oleh semua SPPG ke depannya. Teknis penyaluran untuk 3B berbeda, yaitu melalui Posyandu/Puskesmas, dengan melibatkan bantuan kader untuk pendistribusian. Dewi memastikan koordinasi dengan Puskesmas dan Dinas Kesehatan terkait pendataan 3B sudah berjalan lancar. (Sha)