TARAKAN – Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Tarakan berdampak luas pada berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD), tak terkecuali Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol). Hal ini terungkap usai pembahasan anggaran antara DPRD dan mitra kerja, Selasa (25/11/2025).

Wakil Ketua Komisi I DPRD Kota Tarakan, Baharuddin, mengungkapkan bahwa penurunan transfer dana dari pemerintah pusat sangat memengaruhi kemampuan keuangan daerah. Akibatnya, sejumlah pos kegiatan wajib terancam tidak dapat terlaksana secara maksimal karena minimnya anggaran.

“Jelas sekali karena kondisi keuangan kita yang berkurang. Transfer dari pusat sangat berpengaruh ke semua OPD yang ada, termasuk di Kesbangpol itu sendiri,” ujar Baharuddin usai rapat.
Salah satu sorotan utama Baharuddin adalah minimnya alokasi anggaran untuk pelaksanaan upacara peringatan hari besar nasional dan Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka). Ia menyebut, dana yang tersedia sangat tidak proporsional dengan jumlah kegiatan wajib yang diperintahkan oleh kementerian.
“Yang sangat menjadi perhatian (konsen) itu anggaran untuk Paskibraka dan upacara. Hari besar itu kan harusnya ada 8 kali upacara. Nah, anggarannya cuma sangat minim sekitar 400 (juta),” jelasnya.
Menurut hitungan politisi Golkar ini, anggaran sebesar Rp 400 juta tersebut hanya cukup membiayai sebagian kecil dari total agenda tahunan. “400 (juta) itu mungkin cuma dua kali upacara atau paling banyak tiga kali upacara. Nah sementara yang sisanya kan tidak bisa terlaksana karena anggarannya yang sangat minim. Sementara upacara itu adalah perintah dari pusat, dari kementerian, harus dilaksanakan,” tegas Baharuddin.
Menyikapi kondisi ini, Baharuddin mengakui bahwa pemerintah dan DPRD harus memutar otak. Strategi penggeseran anggaran antar-pos kemungkinan akan dilakukan untuk menutupi kekurangan pada kegiatan-kegiatan prioritas.
“Ya, ini kita lagi memutar otaklah karena kondisi keuangan seperti itu. Ya harus tambal sulam, ambil dari mana (anggaran lain) untuk ditimpa ke situ,” ungkapnya.
Secara umum, Baharuddin memaparkan bahwa APBD Tarakan tahun depan diproyeksikan mengalami penurunan drastis sekitar Rp 400 miliar dibandingkan tahun sebelumnya. “Enggak sampai 1 Triliun. Hanya 900-an Miliar,” pungkasnya. (sha)



