Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Pembelajaran Tatap Muka di Tengah Pandemi, Benarkah Solusi?
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TVFACE TVFACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
© 2015 Facesia.com | All Rights Reserved.
Advetorial
OPINI

Pembelajaran Tatap Muka di Tengah Pandemi, Benarkah Solusi?

redaksi
redaksi
4 Desember 2020
Share
SHARE

Oleh : Ernadaa Rasyidah
(Pemerhati Generasi)









 

Pandemi Covid-19  belum juga menunjukkan adanya penurunan angka. Efek domino yang ditimbulkan menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan, tidak terkecuali dunia pendidikan. Proses pembelajaran di masa pandemi masih menjadi polemik yang tidak kunjung solusi, bagai memakan buah simalakama. Terjadi kekhawatiran di tengah-tengah masyarakat mengenai sistem pembelajaran di masa pandemi. Sebagian masyarakat khawatir dengan masa depan anak-anaknya lantaran sistem pembelajaran daring yang dianggap tidak optimal dengan segala permasalahan yang di temukan di lapangan, mulai dari minimya sarana kominikasi berupa HP android,  kuota internet, kendala jaringan hingga tugas daring yang tidak jarang membuat darting (darah tinggi) bahkan frustasi baik bagi siswa maupun orang tua yang ikut mendampingi.







Ini pula yang menjadi alasan bagi pemerintah untuk memberlakukan pembelajaran tatap muka di sekolah pada Januari 2021. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengizinkan pemerintah daerah untuk memutuskan pembukaan sekolah atau kegiatan belajar tatap muka di sekolah di seluruh zona risiko virus corona mulai Januari 2021.







“Kebijakan ini berlaku mulai semester genap tahun ajaran 2020/2021. Jadi bulan Januari 2021. Jadi daerah dan sekolah sampai sekarang kalau siap tatap muka ingin tatap muka, segera tingkatkan kesiapan untuk laksanakan ini,”. (CNN Indonesia).







Komisi X DPR menyambut baik rencana pembukaan sekolah tersebut. Namun Huda menekankan perlunya penerapan protokol kesehatan COVID-19 yang ketat.







“Kami mendukung pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka. Tetapi hal itu harus dilakukan dengan protokol kesehatan ketat karena saat ini penularan wabah COVID-19 masih terus berlangsung. Bahkan menunjukkan tren peningkatan dalam minggu-minggu terakhir ini,” ujar Huda.







Menurut Huda, pembukaan sekolah untuk pembelajaran tatap muka menjadi kebutuhan, khususnya di daerah-daerah. Sebab, pembelajaran jarak jauh atau daring yang tidak bisa berjalan efektif karena minimnya sarana-prasarana pendukung dan akses internet yang tidak merata.

“Di beberapa daerah, siswa selama pandemi COVID-19 benar-benar tidak bisa belajar karena sekolah ditutup. Kondisi ini sesuai dengan laporan terbaru World Bank (WB) terkait dunia pendidikan Indonesia akan memunculkan ancaman loss learning atau kehilangan masa pembelajaran bagi sebagian besar peserta didik di Indonesia,” katanya. (detik.com)

Tidak dipungkiri rasa khawatir menghantui murid juga orang tua, karena  pada saat yang sama pandemi belum juga mendapatkan penanggulangan yang memadai. Dilematis memang, pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dengan segala kendala, atau membiarkan anak tatap muka dengan resiko terpapar virus. 

Dinamika pendidikan yang penuh dengan ketidakpastian adalah buah penerapan sistem kapitalisme. Pemerintah dalam hal ini menjalankan tugas hanya sebagai regulator yang memberikan pengaturan, bukan sebagai penanggung jawab penuh masalah pendidikan rakyatnya. 

Berangkat dari sebuah pandangan khas kapitalisme, yang menilai segala kebijakan dengan standar untung dan rugi, juga mengukur segala hal dengan nilai materi. Maka pemenuhan pendidikan berupa peningkatan kualitas guru dan murid dengan penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, khususnya di tengah pandemi (penyediaan HP android, peningkatan akses internet, pemenuhan kuota, dan lain-lain) dipandang sebagai beban bagi pemerintah, bukan sebagai kewajiban yang harus ditunaikan. 

Di tengah pandemi hari ini, seharusnya negara bisa menjalankan pembelajaran daring secara maksimal jika didukung akses yang memadai. Namun alih-alih menghadirkan solusi, pemerintah justru mengambil sebuah keputusan untuk beralih dari pembelajaran daring ke pembelajaran tatap muka. Sebenarnya tidak masalah jika kondisi pandemi  sudah reda, namun hingga saat ini grafik pandemi  justru semakin meninggi. Wajar kemudian, banyak pihak turut mempertanyakan kebijakan tersebut sarat dengan kepentingan ekonomi, bahkan dinilai  bisa melahirkan cluster-cluster baru sekolah yang justru akan menambah beban anggaran.  Artinya, keselamatan jiwa generasi turut dipertaruhkan.  Sekaligus mengkonfirmasi, peran negara yang abai dalam memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya, khusunya dalam bidang pendidikan.

Hal ini tentu sangat berbeda dalam sistem Islam.  Islam menempatkan  pendidikan, kesehtan dan keamanan adalah kebutuhan pokok  yang wajib diberikan oleh negara dengan kualitas terbaik dan gratis kepada seluruh warga negara, baik muslim maupun non muslim, tanpa ada perbedaan pelayanan di kota atau pelosok desa.

Alhasil meskipun kondisi  pandemi  seperti saat ini, sistem Islam bersama biro pendidikan akan mengusahakan, mencari cara yang solutif agar pendidikan tetap berjalan dengan mudah namun tetap efektif walaupun dengan situasi yang berbeda. Misal dengan menfasilitasi media pembelajarannya, meningkatkan skil guru-guru agar mampu menghadapi situasi yang baru, menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses pembelajaran, memastikan setiap wilayah memiliki akses jaringan internet yang memadai. Sehingga tidak akan ditemukan perbedaan kualitas pembelajaran yang menonjol antara daring ataupun tatap muka. Dan yang terpenting, syariah penjagaan nyawa kepada generasi bisa dijalankan negara secara maksimal.

Demikianlah mekanisme sistem Islam dalam mengatasi proses belajar mengajar dikala pandemi. Tentu mekanisme ini bisa berjalan dengan maksimal jika sistem ekonomi, sistem pemerintahan, sistem pendidikan dan sistem yang lainnya terintegrasi dalam sistem yang berdasarkan syariah.  Sistem ini akan melahirkan seorang pemimpin yang berfungsi sebgai pengurus dan pelayan bagi rakyatnya. Bukan hanya masalah pendidikan, carut marut kehidupan yang menedera negeri ini akan terselesaikan secara tuntas, in syaa Allah. (*) 

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a review

Leave a Review Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

Pencarian

Berita Terbaru

  • Kapolres Tarakan Apresiasi Antusiasme Masyarakat dalam Lomba Gerak Jalan HUT ke-80 RI 24 Agustus 2025
  • PWI Bulungan: Kepentingan Organisasi di Atas Kepentingan Pribadi 23 Agustus 2025
  • PWI Nunukan Ajukan Empat Tuntutan Penting ke PWI Kaltara: Evaluasi Kepemimpinan hingga Netralitas Kongres!   23 Agustus 2025
  • Tasyakuran PAN ke 27 Tahun, Launching Program Pengajian Sekaligus Bagikan Paket Pangan 23 Agustus 2025
  • Satlantas Polres Tarakan Tebar Kebaikan Melalui Jumat Sedekah Barokah 23 Agustus 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL
© 2025 Facesia.com | All Rights Reserved.
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir