Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Delusi Dibalik Moderasi Islam
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TVFACE TVFACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
© 2015 Facesia.com | All Rights Reserved.
Advetorial
OPINI

Delusi Dibalik Moderasi Islam

redaksi
redaksi
20 Desember 2020
Share
SHARE

Oleh : Dyan Indriwati Thamrin, S. Pd.
(Pemerhati Masalah Sosial dan Politik)









WAKIL Ketua Komisi VIII DPR, yang memiliki ruang lingkup tugas bidang keagamaan, Ace Hasan Syadzily menyatakan Majelis Ulama Indonesia (MUI) bukan organisasi politik. Hal itu disampaikannya merespons terdepaknya sejumlah nama dari kelompok Alumni 212 yang kritis terhadap pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin dari kepengurusan MUI periode 2020-2025, seperti Bachtiar Nasir, Yusuf Martak, dan Tengku Zulkarnain. “Soal tidak masuknya nama-nama yang kritis dalam kepengurusan MUI terhadap Pemerintahan Jokowi, MUI bukan organisasi politik,” kata Ace kepada CNNIndonesia.com, Jumat (27/11).

Dia menyatakan MUI merupakan tempat ormas-ormas Islam berhimpun tanpa tujuan politik tertentu. “MUI itu tempat berhimpunnya ormas-ormas Islam yang tujuannya bukan untuk kepentingan politik, tetapi untuk kemaslahatan umat,” ungkapnya, yang juga menjabat Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Golkar itu.







Lebih lanjut, Ace berharap kepengurusan yang baru bisa mengedepankan Islam yang moderat. “MUI [juga bisa] terus mengedepankan washatiyatul Islam atau Islam moderat. Islam yang rahmah dan ramah, bukan yang marah,” tutur Ace.







Terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Persatuan Alumni 212 Novel Bamukmin menduga ada campur tangan pemerintah dalam menyusun struktur kepengurusan MUI periode 2020-2025. Dugaan itu didasari oleh keberadaan Wakil Presiden Ma’ruf Amin yang saat ini terpilih sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI dalam Munas X.







Selain itu, Novel mengatakan dugaan tersebut juga terlihat dari sejumlah ulama yang selama ini berseberangan dengan pemerintah, kini tidak lagi berada dalam jajaran kepengurusan MUI. “Sudah diduga kuat itu karena KH Ma’ruf Amin ternyata masih masuk dalam dewan pertimbangan. Sampai MUI pun mereka (pemerintah) obok-obok, padahal setelah reformasi MUI sudah sangat dipercaya sama umat,” kata Novel saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (27/11). https://www.cnnindonesia.com/nasional/20201127151414-32-575371/dpr-soal-geng-212-terdepak-mui-bukan-organisasi-politik







Definisi dan arti kata moderasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah pengurangan kekerasan. Arti lainnya dari kata moderasi adalah penghindaran keekstriman. Dari arti kata moderasi tadi, memunculkan pertanyaan besar, yaitu : “Bagaimanakah gambaran Islam yang rahmah dan ramah versi moderasi?”







Beberapa tahun belakangan, tudingan ‘tak rahmah’ dan ‘kurang ramah’ memang acapkali disematkan pada beberapa ajaran Islam, seperti jihad, khilafah, qishas, cadar, janggut, celana cingkrang, dan lain sebagainya. Moderasi lalu dipandang perlu dilakukan atas beberapa ajaran Islam yang dianggap keras dan ekstrim dengan tujuan menjadikan Islam yang pertengahan atau moderat yakni Islam yang toleran dan tidak kaku.

Moderasi sememangnya tidak berasal dari Islam. Sejarah kata moderat atau jalan tengah berawal dari konflik antara pihak gerejawan dan kaum revolusioner pada masa abad pencerahan di Eropa. Pihak gerejawan menginginkan dominasi agama dalam kehidupan rakyat. Sedangkan kaum revolusioner yang berasal dari kelompok filosof menghendaki penghapusan peran agama dalam kehidupan. Akibatnya lahirlah sikap kompromi yang dikenal dengan istilah sekulerisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. Sikap kompromi inilah yang saat ini sedang gencar dipropagandakan di negeri-negeri kaum muslim dengan konsep moderasi Islam.

Robert Spencer – analis Islam terkemuka di AS – menyebut kriteria yang lebih detail tentang seseorang yang dianggap sebagai muslim moderat antara lain : menolak pemberlakuan hukum Islam pada non muslim, meninggalkan keinginan untuk menggantikan konstitusi dengan hukum Islam, menolak supremasi Islam atas agama lain, menolak aturan bahwa seorang muslim yang beralih pada agama lain (murtad) harus dibunuh, mendorong kaum muslimin untuk menghilangkan larangan nikah beda agama dan lain-lain.

https://www.penapejuang.com/2020/01/moderasi-tafsir-al-quran-upaya.html?m=1

Dengan demikian, “Bagaimanakah gambaran Islam yang rahmah dan ramah versi moderasi? Yaitu Islam yang sesuai dengan penafsiran kaum kafir barat! Islam yang justru bertolak belakang dari panduan dan arahan yang telah Allah SWT wahyukan dalam Al-Qur’an dan sebagaimana yang telah Rasulullah SAW contohkan dan sampaikan dalam Hadits. Karena moderasi Islam adalah upaya sekularisasi dalam rangka kompromi yang hakikatnya menjauhkan syariat Islam yang sempurna dari kehidupan kaum muslimin. Contoh upaya yang saat ini kerap dilakukan adalah melakukan penafsiran ulang terhadap sebagian ajaran Islam yang sebenarnya sudah pasti, seperti : superioritas Islam atas agama dan ideologi lain (QS. Ali Imran : 85); kewajiban berhukum dengan hukum syariah (QS. Al-Maidah: 48); keharaman wanita muslimah menikah dengan orang kafir (QS. Al-Mumtahanah : 10) dan sebagainya. Akibatnya umat menjadi ragu dan jauh dari pemahaman Islam yang hakiki. Mereka menjadi muslim yang tidak mempunyai jatidiri karena berpola pikir dan bersikap ala barat. Dan yang lebih buruk lagi, alih-alih bangga, mereka malah merasa terteror dengan ajaran agamanya sendiri.

Padahal Allah SWT telah menjamin kesempurnaan agama ini sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 3 : “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Kuridhoi Islam itu jadi agama bagimu.” Karena itu moderasi atas ajaran Islam jelas tidak dibenarkan!

Bagaimana mau membuktikan kerahmatan dalam Islam jika Islam diaplikasikan hanya mengatur akidah, ibadah dan akhlak, tetapi tidak mengatur dalam hal ekonomi, pemerintahan, sosial, pendidikan, peradilan dan sanksi hukum serta politik luar negeri? Padahal Islam adalah agama sekaligus ideologi yang mengatur hubungan manusia dengan tuhannya, diri sendiri dan sesamanya. Allah SWT berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 208 : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.” Karena itu, memandang baik sebagian hukum Allah SWT dan menganggap buruk sebagian hukum yang lain adalah salah satu bentuk kemunkaran.

Rekaman jejak emas masa peradaban Islam hingga sekarang masih ada dan bahkan bisa ditemukan dalam banyak catatan-catatan sejarah yang ditulis oleh orang non-muslim. Sebagai contoh adalah apa yang dikatakan Will Durant seorang sejarawan barat. Dalam buku yang dia tulis bersama Istrinya Ariel Durant, Story of Civilization, dia mengatakan, “Para Khalifah telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para Khalifah itu juga telah menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukan dan memberikan kesejahteraan selama beradab-abad dalam wilayah yang sangat luas. Fenomena seperti itu belum pernah tercatat (dalam sejarah) setelah zaman mereka”

Mary McAleese, Presiden ke-8 Irlandia yang menjabat dari tahun 1997 sampai 2011. Dia juga seorang anggota Delegasi Gereja Katolik Episkopal untuk Forum Irlandia Baru pada 1984 dan anggota delegasi Gereja Katolik ke North Commission on Contentious Parades pada 1996. Dalam pernyataan persnya terkait musibah kelaparan di Irlandia pada tahun 1847 (The Great Famine), yang membuat 1 juta penduduknya meninggal dunia. Terkait bantuan itu, Mary McAleese berkata: “Sultan Ottoman (Khilafah Utsmani) mengirimkan tiga buah kapal, yang penuh dengan bahan makanan, melalui pelabuhan-pelabuhan Irlandia di Drogheda. Bangsa Irlandia tidak pernah melupakan inisiatif kemurahan hati ini. Selain itu, kita melihat simbol-simbol Turki pada seragam tim sepak bola kita.”

Aspek lain yang menjadi keagungan peradaban Islam adalah bagaimana perhatiannya terhadap seluruh masyarakat, baik muslim ataupun non muslim. Seorang orientalis dan sejarawan Kristen bernama T.W. Arnold dalam bukunya, The Preaching of Islam : A History of Propagation Of The Muslim Faith, dia banyak membeberkan fakta-fakta kehidupan dalam negara Khilafah.

“Perlakuan terhadap warga Kristen oleh Pemerintahan Khilafah Turki Utsmani–selama kurang lebih dua abad setelah penaklukan Yunani–telah memberikan contoh toleransi keyakinan yang sebelumnya tidak dikenal di daratan Eropa).”

Tidak jauh berbeda, Karen Amstrong mengatakan bahwa kaum Yahudi menikmati zaman keemasan di Andalusia. Dia mengatakan “Under Islam, the Jews had enjoyed a golden age in Andalus”. https://mediaumat.news/bukti-bukti-kesejahteraan-di-era-khilafah/

Maka dapat disimpulkan, moderasi atas ajaran Islam adalah delusi! Karena selain Allah SWT sendiri telah melegitimasi kebenaran agama ini, “kerahmahan” dan “keramahan” Islam justru benar-benar terealisasi ketika ia diaplikasikan dalam setiap lini kehidupan masyarakat dan negara. Sudah tiba saatnya sistem Islam diberikan kesempatan untuk dibuktikan kesempurnaan dan keberkahannya yaitu dengan diterapkan secara menyeluruh dalam bingkai negara. Wallahu’alam. (*)

 

 

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a review

Leave a Review Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

Pencarian

Berita Terbaru

  • Kapolres Tarakan Apresiasi Antusiasme Masyarakat dalam Lomba Gerak Jalan HUT ke-80 RI 24 Agustus 2025
  • PWI Bulungan: Kepentingan Organisasi di Atas Kepentingan Pribadi 23 Agustus 2025
  • PWI Nunukan Ajukan Empat Tuntutan Penting ke PWI Kaltara: Evaluasi Kepemimpinan hingga Netralitas Kongres!   23 Agustus 2025
  • Tasyakuran PAN ke 27 Tahun, Launching Program Pengajian Sekaligus Bagikan Paket Pangan 23 Agustus 2025
  • Satlantas Polres Tarakan Tebar Kebaikan Melalui Jumat Sedekah Barokah 23 Agustus 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL
© 2025 Facesia.com | All Rights Reserved.
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir