Oleh: Ernadaa Rasyidah
Pemerhati Generasi

FEBRUARI kembali menyapa, di tengah kondisi pandemi yang belum terkendali. Meski begitu, euforia kawula muda menyambut bulan yang konon ada moment kasih sayang di dalamnya tak juga sepi. Yah, tepatnya pada 14 Februari. Nuansa merah jambu menjadi warna khas. Sebatang coklat, setangkai bunga mawar, kartu ucapan bertuliskan “I Love You” dan kata-kata romantis, aneka pernak-pernik simbol hati menghiasi toko-toko. Menjadikan muda-mudi tak ragu merogoh kocek yang sangat dalam demi merayakan momen hari kasih sayang yang berkesan.
Sebelum lebih jauh, tentu saja kita wajib mengetahui sejarah hari valentine. Sehingga bisa menjawab pertanyaan, benarkah V-Day merupakan hari yang begitu spesial hingga layak dirayakan, atau sebenarnya sebuah umpan untuk menjerat dalam lautan maksiat berkedok kasih sayang.
Sebagau mslim, Allah telah mengingatkan agar kita berhati-hati dalam mengikuti sesuatu. Jangan hanya karena ingin dikatakan keren dan gaul, lantas akidah dikorbankan. Karena sekecil apapun yang kita lakukan akan ada pertanggung jawabannya di sisi Allah. Allah Swt berfirman :

“ Dan janganlah kamu megikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan, dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggung jawabnya.” (Q.S Al-Isra : 36).
V-Day berasal dari sebuah perayaan Romawi yang disebut dengan perayaan Lupercalia, perayaan ini biasanya dilakukan pada tanggal 13 sampai 18 Februari dimana tanggal 13 dan 14 dikhususkan bagi dewi kesuburan Juno Februata. Ketika mereka merayakan perayaan Lupercalia ini mereka juga merayakan dewi kesuburan juga dewa kesuburan yaitu sebuah dewa dilukiskan kakinya adalah kambing dan kepalanya berbadan manusia. Maka inilah dewi kesuburan dan dewa kesuburan menurut orang-orang Romawi.
Mereka merayakan dewa kesuburan itu adalah dengan cara mengumpulkan seluruh laki-laki dan perempuan. Kemudian perempuan-perempuan menuliskan nama-namanya lalu dimasukkan dalam gentong-gentong yang tersedia. Kemudian diundi, laki-laki akan mengambil namanya, kemudian membacanya lalu mendapatkan nama siapa, maka akan menemani semalaman untuk “free sex”.
Efeknya hingga sekarang, setiap tanggal 14 Februari seminggu sebelumnya dan seminggu sesudahnya diperingati di Amerika sebagai The National Condom Week (Pekan Kondom nasional). Karena banyak orang-orang yang melakukan hubungan seksual pada minggu-minggu itu sehingga mengakibatkan pertambahan penduduk yang luar biasa. Sementara di Inggris diperingati dengan The National Importance Day pada tanggal 14 Februari, karena V-Day identik dengan hubungan free sex.
Masih banyak lagi versi lainnya, yang pada intinya, semuanya mengidentifikasikan bahwa V-Day lekat dengan kepercayaan paganisme, bukan berasal dari Islam. Fakta membuktikan bahwa di balik kampanye V-Day ini, ada upaya mengenalkan gaya hidup liberal. Budaya konsumtif, hedonis (serba boleh), pacaran hingga seks bebas, yang tentu saja semua itu bertentangan dengan ajaran Islam. Artinya ada racun yang siap membunuh akidah muslim atas nama “hari kasih sayang” dalam momentum V-Day.
Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallambersabda yang menerangkan tentang bahaya ikut-ikutan kepada budaya kafir,
مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ
“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk golongan mereka.” (HR. Abu Dawud dan dishahihkan Ibnu Hibban)
Sebagai muslim yang telah mengikrarkan syahadat, maka tentu paham ada konsekuensi yang harus dijalankan. Yakni, berjalan sesuai perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya. Artinya, wajib untuk terikat pada sya’riat baik yang termaktub dalam Al-Qur’an maupun as-Sunnah. Salah satunya adalah larangan mendekati zina. Allah SWT berfirman : “Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra’ : 32)
Kasih Sayang Dalam Islam
Sesungguhnya Islam tidak pernah mengharamkan cinta dan kasih sayang, tapi Islam mengaturnya secara khas dengan baik, sehingga dapat menyalurkannya dengan baik pula.
Cinta itu adalah fitrah. Ia adalah pemberian dari Sang Maha Suci. Allah SWT, dialah sumber segala kasih sayang dan cinta yang ada di muka bumi dan langit serta apa yang ada diantaranya. CintaNya adalah suci. Maka sudah sepatutnya manusia mensyukuri cinta itu dengan cara yang benar sesuai perintahNya.
“Orang-orang yang beriman lebih kuat cintanya kepada Allah.” (Q.S. Al Baqarah ayat 165)
Islam adalah sistem kehidupan, darinya terpancar aturan yang mampu membawa manusia dari kegelapan menuju kemuliaan. Perintah menutup aurat, menjaga pandangan, menjaga interaksi dengan lawan jenis, larangan tabarruj, berkhalwat (berdua-duaan dengan non mahram) dan ikhtilat (campur baur). Aturan tersebut sejatinya bukanlah untuk mengekang manusia, melainkan untuk menjaga agar berjalan sesuai fitrahnya, sehingga mampu menyelamatkan bukan saja di dunia tapi sampai kehidupan akhirat.
Sayangnya banyak generasi yang terlena dengan budaya kufur yang menjerumuskan pada dosa dan kemasiatan. Menyalurkan rasa cinta dengan nikmat sesaat. Terbawa arus sekularisme yang menghilangkan peran agama dalam mengatur kehidupan. Maka, sudah sepatutnya kawula muda muslimin berpikir, tidak sepantasnya mereka merayakan hari tersebut setelah jelas-jelas nyata bahwa ritual valentine adalah ritual yang bermula dari ritual paganisme.
Sejatinya V-Day bukanlah hari pembuktian cinta, melainkan hari menodai cinta itu sendiri. Cinta mereka artikan sebagai aktivitas free seks, zina dan lain-lain. Atas nama cinta, bagi mereka segala maksiat boleh dilakukan. Padahal cinta bukanlah aktivitas pemuas nafsu belaka.
Dibutuhkan peran individu yang bertakwa, masyarakat yang melakukan kontrol sosial dalam nuansa amar makruf nahiy munkar, nasehat menasehati dalam ketaatan, serta yang terpenting adalah peran negara untuk memahamkan hal ini kepada generasi-generasi muda. Untuk itu, ketakwaan negara kepada hukum-hukum Allah sangat diperlukan agar dapat menerapkan syariah dalam setiap lini kehidupan. Menjadi istitusi yang akan menerapkan Islam secara kaffah, melindungi dari segala ancaman budaya kufur, menjaga akidah generasi dan memstikan tujuan penciptaan untuk beribadah terpenuhi. Wallahu’alam. (*)