TARAKAN – Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan baru saja menyelesaikan rapat kemitraan yang menyoroti dampak dari pengurangan Dana Transfer ke Daerah (TKD) terhadap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) mitra kerja. Ketua Komisi III DPRD Kota Tarakan, Randy Ramadhana Erdian, menyatakan bahwa hampir semua OPD merasakan dampak pemangkasan anggaran tersebut.

Meskipun terjadi pemangkasan anggaran, Randy Ramadhana menyampaikan rasa optimis dan berharap agar dinas-dinas tetap menjaga optimalisasi kerja mereka. Ia menekankan pentingnya agar pembangunan di Kota Tarakan tetap dapat dijalankan dan tidak mengurangi kualitas hasil kerja.
“Saya selalu optimis dan saya selalu berharap kepada dinas-dinas, walaupun dengan adanya pemangkasan anggaran ini, tidak mengurangi optimalisasi kerja mereka untuk tetap bekerja dengan baik sehingga pembangunan-pembangunan di Kota Tarakan bisa terus tetap dapat dijalankan,” ujar Randy.

Menanggapi kondisi defisit anggaran, Komisi III akan menerapkan kebijakan “kencangkan ikat pinggang” atau lebih selektif dalam memilih program pembangunan. Pembangunan yang akan diprioritaskan adalah yang memiliki urgensi dan berdampak langsung kepada masyarakat.
Randy menjelaskan bahwa penentuan urgensi pembangunan akan merujuk pada:
“Pembangunan yang sudah mungkin kita rencanakan akan banyak, ya otomatis ini kita lebih memilih pembangunan-pembangunan yang menurut kita penting. Yang menurut kita urgensinya lebih penting,” tegasnya.
Terkait keberlanjutan pembangunan di tahun 2026, Ketua Komisi III memastikan bahwa pembangunan akan tetap berjalan, namun dengan catatan harus beriringan dengan program-program dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kota.
Komisi III memiliki sekitar delapan OPD mitra kerja yang menjadi fokus dalam rapat kemitraan ini. Ia berharap dengan penyesuaian strategi penganggaran ini, manfaat pembangunan dapat dirasakan oleh masyarakat Tarakan dan tidak ada hal-hal yang menyebabkan dampaknya hilang. (Sha)



