Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Esensi Ramadhan dan Kemajuan Peradaban
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TVFACE TVFACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
© 2015 Facesia.com | All Rights Reserved.
Advetorial
OPINI

Esensi Ramadhan dan Kemajuan Peradaban

redaksi
redaksi
1 Maret 2025
Share
Syamsuddin Arfah
SHARE

Oleh: Dr. Syamsuddin Arfah, M.Si

(Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Utara)

 

Setiap kali Ramadhan tiba, suasana keagamaan umat Islam tampak berubah drastis. Masjid-masjid yang biasanya lengang mendadak penuh, shalat berjamaah menjadi lebih semarak, bahkan shalat Subuh yang sebelumnya sepi kini ramai. Fenomena ini menunjukkan bagaimana Ramadhan membangkitkan kesadaran beribadah, sebuah momentum luar biasa yang jika dikelola dengan baik dapat menjadi energi perubahan, termasuk dalam membangun peradaban.

Namun, semangat ini sering kali hanya bertahan di awal Ramadhan. Seiring berjalannya hari, antusiasme beribadah mulai meredup. Padahal, Rasulullah SAW justru semakin meningkatkan ibadahnya di sepuluh hari terakhir Ramadhan. Aisyah RA meriwayatkan:

“Jika telah masuk sepuluh hari terakhir Ramadhan, Rasulullah menghidupkan malam-malamnya, membangunkan keluarganya, dan mengencangkan ikat pinggangnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pertanyaannya, bagaimana agar semangat Ramadhan ini tidak sekadar menjadi fenomena tahunan yang bersifat seremonial, tetapi benar-benar melahirkan perubahan yang berkelanjutan?

 

Ramadhan dan Kesadaran Berislam

Ramadhan adalah momen penyucian jiwa, tempat kita menempa ketakwaan sebagaimana firman Allah:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah: 183)

 

Ketakwaan inilah yang menjadi fondasi utama dalam membangun peradaban. Sejarah mencatat bahwa peradaban Islam mencapai kejayaannya ketika umat Islam memiliki kesadaran berislam yang tinggi—bukan sekadar menjalankan ritual, tetapi menjadikan nilai-nilai Islam sebagai pedoman dalam kehidupan.

 

Di Kalimantan Utara, kita bisa melihat bagaimana kesadaran berislam dapat menjadi penggerak perubahan sosial. Contohnya, tradisi gotong royong dalam membangun masjid atau rumah ibadah, yang tidak hanya memperkuat ukhuwah Islamiyah, tetapi juga menjadi cerminan bahwa nilai-nilai Islam hadir dalam kehidupan sehari-hari.

 

Di sektor ekonomi, semangat berbagi selama Ramadhan bisa lebih dioptimalkan dalam bentuk gerakan kemandirian ekonomi berbasis masjid. Program seperti warung sedekah atau bantuan usaha bagi keluarga prasejahtera di daerah pesisir dan pedalaman Kaltara dapat menjadi bagian dari implementasi ajaran Islam yang lebih konkret.

 

Dari Ritual ke Peradaban

Jika Ramadhan hanya dipahami sebagai ritual tahunan tanpa ada transformasi dalam kehidupan sosial, maka kita kehilangan esensi ibadah itu sendiri. Nabi SAW telah mengingatkan dalam sebuah hadis:

 

“Akan datang suatu zaman di mana umat Islam menjadi seperti buih di lautan, banyak tetapi tidak memiliki kekuatan.” (HR. Abu Dawud)

 

Hal ini terjadi ketika umat Islam lebih mementingkan kuantitas daripada kualitas, lebih sibuk dengan simbol daripada substansi. Maka, tugas kita adalah menjadikan Ramadhan sebagai sarana untuk membangun kualitas pribadi dan komunitas.

 

Di Kalimantan Utara, tantangan peradaban nyata terlihat dalam berbagai aspek, seperti pemerataan pendidikan, penguatan ekonomi umat, dan menjaga harmoni sosial di tengah keberagaman. Spirit Ramadhan harus menjadi motor penggerak untuk menciptakan perubahan di bidang-bidang ini.

 

Sebagai contoh, di beberapa daerah pesisir Kaltara, masih banyak anak-anak yang kesulitan mengakses pendidikan berkualitas. Semangat berbagi yang tumbuh di bulan Ramadhan seharusnya tidak berhenti pada pemberian santunan sesaat, tetapi berlanjut dalam bentuk program beasiswa atau pembinaan bagi generasi muda agar mereka memiliki daya saing dalam membangun daerahnya.

 

Selain itu, semangat zakat, infak, dan sedekah yang meningkat di bulan Ramadhan harus diarahkan untuk memperkuat ekonomi umat, misalnya melalui program pemberdayaan usaha kecil dan koperasi syariah yang dapat membantu masyarakat menghadapi tantangan ekonomi.

 

Kesimpulan

Esensi Ramadhan bukan sekadar menahan lapar dan dahaga, tetapi membangun komitmen terhadap nilai-nilai Islam secara berkelanjutan. Keberhasilan ibadah Ramadhan terletak pada kesungguhan (jiddiyah), komitmen (iltizam), konsistensi (istiqamah), dan keberlanjutan (istimrariyah). Tanpa itu, kita hanya akan mengulang pola yang sama setiap tahun tanpa ada perubahan yang berarti.

 

Allah SWT berfirman:

 

“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi.” (QS. Al-A’raf: 96)

 

Ayat ini mengajarkan bahwa keberkahan peradaban lahir dari keimanan dan ketakwaan yang terwujud dalam aksi nyata. Maka, mari menjadikan Ramadhan sebagai momentum kebangkitan, tidak hanya secara spiritual tetapi juga dalam membangun peradaban yang lebih baik, dimulai dari lingkungan kita di Kalimantan Utara.

 

Allahu A’lamu bis-shawab.

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a review

Leave a Review Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

Pencarian

Berita Terbaru

  • Begini Saran DPRD Kaltara Terkait Limbah PT PRI 24 Juni 2025
  • Ditpolairud Polda Kaltara Gelar Upacara Tabur Bunga di Laut 24 Juni 2025
  • Kapolda Kaltara Hadiri Rakerprov KONI Prov. Kaltara Tahun 2025 24 Juni 2025
  • Ketua PURT DPD RI Kecam Serangan AS ke Iran 24 Juni 2025
  • Komisi III DPRD Kaltara Kembali Tinjau Ipal PT PRI, Tidak Temukan Adanya Pencemaran Lingkungan  24 Juni 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL
© 2025 Facesia.com | All Rights Reserved.
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir