
TARAKAN – Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tarakan menilai harga dalam Standar Satuan Harga (SSH) saat ini terlalu rendah dan perlu ditinjau ulang.




Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua I DPRD Kota Tarakan, Herman Hamid, usai rapat pembahasan SSH yang terpaksa ditunda karena absennya Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sebagai pihak kunci, Kamis (26/6/2025).






Menurut Herman, harga satuan di Tarakan dinilai kalah bersaing jika dibandingkan dengan daerah lain seperti Provinsi Kalimantan Utara maupun Kabupaten Bulungan.






“Yang kita dapat baik harga di provinsi maupun di Bulungan, itu mereka harganya lebih bagus,” ujarnya, Jumat (27/6/2025).



DPRD, kata dia, tidak memaksakan harga di luar ketentuan, namun menekankan pentingnya menyusun harga berdasarkan batas maksimal yang diperbolehkan oleh regulasi. Ia mencontohkan harga semen yang hanya mengalami kenaikan tipis.
“Kalau memang aturan maksimal bisa sampai harga semen di angka 80 ribuan, kenapa tidak dipasang di angka 80 ribu? Kenapa cuma seribu rupiah penambahannya? Itu loh yang menjadi pertemuan DPR dengan pemerintah,” tegasnya.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh sejumlah perwakilan dari dinas terkait, di antaranya Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Perkim), perwakilan dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), BPKAD bagian aset, serta Disperindagkop. Selain itu, enam asosiasi konsultan turut diundang untuk memberikan masukan.
Dari hasil diskusi bersama para konsultan, Herman mengungkapkan bahwa mereka sepakat harga di Tarakan memang terlalu ditekan. “Terlalu sakit,” katanya.
Ia mengkhawatirkan kondisi ini bisa berdampak langsung terhadap kualitas proyek-proyek yang dikerjakan.
“Kami berpikir kalau harga terlalu sakit itu bisa berdampak kepada kualitas output dan pekerjaan. Takutnya mereka mengurangi kualitas demi menghindari kerugian,” tutupnya.
DPRD akan terus mengawal proses peninjauan ulang ini agar tidak hanya berlandaskan aturan, tetapi juga realistis dengan kondisi lapangan serta menjamin kualitas hasil pekerjaan pembangunan di Tarakan. (pra)