TARAKAN – Beberapa hari terakhir, curah hujan di Kota Tarakan cukup tinggi. Terlebih ketika malam hingga subuh. Akibatnya, terjadi tanah longsor yang menimbun salah satu rumah warga Jalan Anggrek, Gang Bintang RT 14 Kelurahan Karang Anyar pada Senin (26/9/2022) dini hari.

Dikatakan Hasnah, pemilik rumah yang tertimbun longsor, kejadian ini bermula ketika hujan dengan intensitas tinggi mulai turun pada Minggu (25/9/2022) malam. Sekitar pukul 01.51 wita, di saat kilat dan guntur silih beganti, tiba-tiba ada suara seperti benda jatuh.
“Tiba-tiba ada suara bunyi ‘buuk’ seperti baskom jatuh. Saya pikir barang yang ada di belakang rumah. Saat itu anak-anak lagi tidur, nah pas saya keluar dari kamar, saya belum lihat kalau tanah sudah masuk. Tapi lemari tergeser, saya cek ternyata kamar sudah ambruk,” ujarnya.


Hasnah menjelaskan, rumah yang ia tempati sejak 2017 memiliki dinding yang tidak sepenuhnya terbuat dari batu. Seperti dinding pembatas yang ada di ruang tengah rumahnya. Dinding tersebut terbuat dari triplek, sehingga memudahkan tanah masuk melalui kamar dan mendorong dinding ke arah ruang tengah.
“Melihat lemarin yang geser dan ada tanah masuk, saya segera bangunkan ketiga anak saya yang ada di kamar. Karena suami saya lagi dinas ke KTT jadi saya dan anak-anak tidur sekamar,” jelasnya.
Dikatakan Hasnah, kamar yang tertimbun longsor ini merupakan kamar tidur yang biasa ditempati ketiga anaknya atau keluarga yang menginap. Namun, saat kejadian tersebut, kamar itu dalam kondisi kosong.
“Anak saya masih kecil-kecil jadi lebih sering tidur bersama-sama di kamar saya. Adik saya yang biasa menginap juga kebetulan tidak datang,” ujarnya.
Kamar yang terkena longsor tersebut berisi tempat tidur dan lemari pakaian serta buku. Akibat longsor tersebut semuanya ikut tertimbun. Bukan hanya itu, televisi milik hasnah ikut terjatuh disebabkan lemari ambruk.
“TV nya tidak pecah tapi saya gak tau masih bisa nyala atau tidak,” ungkapnya.
Melihat kejadian tersebut, anak Hasnah yang nomor dua syok. Anak itu terdiam melihat rumahnya yang sudah tertimbun tanah separuh.
“Dia diam lihat tanah longsor itu sambil gemetaran. Tadinya kami mau langsung mengungsi ke tempat neneknya tapi kondisi masih hujan deras dan guntur, jadi saya hanya bisa peluk anak-anak saja,” tuturnya.
Ibu tiga anak ini juga menjelaskan, di bagian belakang rumahnya merupakan gunung. Sebelumnya, ada pohon besar sebagai penopang tanah agat tidak longsor, namun pohon itu sudah dipotong. Di atas gunung tersebut terdapat rumah warga yang lain.
Ia juga menyebutkan, sebelum rumah di atas gunung itu di bangun, kondisi tanah disekitar rumahnya masih aman. Namun, setelah rumah di atas gunung dibangun pada awal tahun 2021, tanah mulai turun.
“Saya sempat melapor ke Ketua RT, sudah sempat didatangi pihak kelurahan dan akhirnya dibuatkan siring dari karung berisi pasir. Mungkin karena hujan terus, akibatnya seperti ini. Saya berharap ada bantuan dari pemerintah lah, apapun apakah uang atau bahan bangunan,” harapnya.
“Asalkan pemerintah ikut membantu. Untuk sementara kami tidak bisa tinggal di rumah ini karena perlu perbaikan yang banyak. Dulu waktu saya beli rumah ini bagian sampingnya kami siring dulu agar rumah yang ada di bawah kami juga aman,” tuturnya.
Ketua Logistik Relawan Bencana Kota Tarakan, Rahmat saat di lokasi menuturkan, pihaknya mendapatkan informasi terkait tanah longsor ini sekitar pukul 07.15 Wita. Saat sampai di lokasi, kondisi rumah masih tertimbun tanah longsor dan bercampur dengan barang pemilik rumah. Dinding juga sudah roboh.
“Tanah dan barang-barang pemilik rumah masih menumpuk. Ada juga kayu besar yang harus kami keluarkan,” ujarnya.
Dalam kejadian tersebut, Rahmat menyebutkan, unsur yang terlibat mulai dari BPBD, PDAM hingga warga sekitar ikut membantu.
“Kendala pengerjaan masalah suplay air. Juga kayu besar di sekitar dinding rumah warga,” pungkasnya.(sha)