TARAKAN – Koperasi Merah Putih yang berada di Kelurahan Selumit, Kota Tarakan, resmi ditunjuk sebagai model percontohan koperasi nasional. Hal ini disampaikan langsung oleh Ketua Koperasi Merah Putih Selumit, Saifullah, Jumat (4/7/2024).

“Iya, alhamdulillah sesuai dengan Inpres Nomor 9, Tarakan adalah daerah percontohan pertama yang 100 persen terbentuk koperasinya untuk wilayah Kalimantan Utara. Yang lebih membanggakan lagi, Selumit ditunjuk sebagai mokap percontohan koperasi nasional,” ujarnya.

Menurutnya, capaian ini bukan hanya kebanggaan, namun juga menjadi tantangan tersendiri karena untuk pertama kalinya koperasi yang mereka kelola diberi amanah menjadi koperasi percontohan.
“Terkait dengan hal itu, kami secara bergandeng tangan, seluruh pengurus, pengawas, kemudian para anggota yang sudah bergabung, bahu membahu bersama-sama menyukseskan program pemerintah ini,” jelasnya.
Saat ditanya mengapa Koperasi Merah Putih layak dijadikan percontohan, Saifullah memaparkan bahwa koperasi ini memiliki program unggulan yang berfokus pada pemberdayaan dan pemanfaatan limbah hasil laut.
“Kebetulan para pengurus berlatar belakang pengusaha, nah salah satu program unggulan adalah pemanfaatan limbah nelayan yang biasanya nelayan tidak manfaatkan bahkan dibuang. Dengan adanya koperasi ini, kami sudah mengolah barang yang terbuang itu menjadi produk nilai tinggi berupa tepung ikan, udang sebagai bahan dasar membuat pakan ternak maupun menjadi pupuk organik,” jelasnya.
Ia menyebutkan bahwa limbah yang dimanfaatkan antara lain kulit udang dan ikan rucah.
“Yang hari ini kami terima adalah kulit udang dari nelayan petugu yang kulitnya itu dibuang-buang karena hanya membutuhkan udang keringnya saja. Kemudian yang kedua, adalah ikan rucah, yang ikan-ikan kecil biasa masuk di ampas petugu, hari ini kami tampung dan olah menjadi tepung. Biasanya ikan itu hanya dibuang saja,” ungkapnya.
Terkait permintaan bahan baku limbah tersebut, Saifullah menjelaskan bahwa ketersediaannya mengikuti siklus pasang surut air laut.
“Mengikuti jadwal air, biasanya ketika Guris sampai air, jadi setelah dua hari kemudian kami mendapatkannya sampai be ton-ton jumlahnya. Sementara ini yang kami bisa tampung dan insya Allah akan lebih besar lagi ke depan seiring berjalannya waktu karena baru 5 kelompok petugu yang mengumpulkan bahan limbah itu ke kami, sekitar 2 ton per air.”
Untuk penampungan limbah, koperasi telah memanfaatkan fasilitas gudang yang tersedia.
“Alhamdulillah, dari juknis koperasi itu memang salah satunya pergudangan. Di salah satu pengurus kami, yaitu sekretaris, itu memang sudah bergerak di ekspedisi pengiriman barang yang memang punya gudang. Jadi sekaligus termanfaatkan.”
Terkait permodalan, meskipun sempat muncul isu adanya anggaran sebesar Rp1-3 miliar, Saifullah menyatakan koperasi Selumit hingga saat ini masih berjalan secara mandiri.
“Alhamdulillah sampai hari ini masih menggunakan swadaya anggota. Artinya masih mandiri. Karena memang dasarnya koperasi gotong royong dan kebersamaan,” katanya.
Ia juga menanggapi soal undangan dari pusat dalam rangka program koperasi nasional. Menurutnya, belum ada undangan secara langsung, melainkan hanya secara virtual.
“Alhamdulillah belum, teknis mokap live saja bersama kementerian dan pak presiden. Arahannya nanti masih menunggu pihak Telkom yang akan memfasilitasi di kantor koperasi nanti yang sudah kami punya. Nanti rencananya zoom live-nya di situ. Soal dipanggil oleh pusat itu urusan nanti lah, yang penting kita berbuat aja yang lebih baik untuk Tarakan, untuk Kalimantan Utara,” pungkasnya. (Pra)