
TARAKAN – Setelah menghabiskan rangkaian kegiatan di Bumi Paguntaka – julukan Kota Tarakan, Kapal Republik Indonesia (KRI) Bima Suci akhirnya kembali melanjutkan pelayarannya ke Sorong Papua Barat.
Panglima Komando Armada (Koarmada) II Laksamana Muda (Laksda) TNI I.N.G Sudihartawan mengungkapkan, KRI Bima Suci kembali melanjutkan pelayaran etape ke-8 dengan membawa 85 taruna Akademi Angkatan Laut (AAL) tingkat III angkatan ke-67.
Kapal layar TNI AL jenis latih yang membawa 85 taruna-taruni Akademi Angkatan Laut (AAL), diketahui sedang melaksanakan latihan praktek Kartika Jala Krida Taruna Taruni AAL Tahun 2020.

“Kami berterima kasih kepada seluruh awak Bima Suci yang sudah mengunjungi Kota Tarakan. Tentu kami cukup senang dengan kunjungan ini. Kami berharap pelayaran Bima Suci selanjutnya berjalan lancar hingga menjangkau negara lain,” ujarnya, Kamis (26/11).
Sudihartawan menjelaskan, tahun depan sudah ada undangan bagi KRI Bima Suci untuk berlayar ke Eropa. Dengan membawa taruna taruni AAL.
“Hampir tiap tahun ada undangan ke luar negeri. Seperti ke benua Amerika, Eropa, Tiongkok dan Jepang. Karena event-event pelayaran khusus untuk kapal layar itu hampir tiap tahun ada,” tuntasnya.
Selama di Tarakan, para taruna juga aktif menyosialsiasikan tentang Covid-19 di sekolah-sekolah yang dikunjungi. Selain itu para taruna juga menyampaikan sejumlah program ke depan AAL sebagai upaya menarik para siswa untuk bergabung dengan AAL.
Sebelum KRI Bima Suci melanjutkan pelayaran, Wakil Gubernur AAL Brigjen TNI (Mar) Endi Supardi, S.E, sempat mengumpulkan para taruna AAL tingkat III angkatan ke-67 untuk memberikan pengarahan sebelum melanjutkan pelayaran bersama KRI Bima Suci.
“Karena masih ada beberapa etape pelayaran lagi, yakni Sorong, Tual, Kupang dan kembali ke Surabaya, saya mengingatkan kepada para taruna untuk menjaga kondisi kesehatan di tengah pandemi Covid-19,” tuturnya.
Ia mengakui kondisi fisik taruna AAL yang ikut berlayar dengan KRI Bima Suci memiliki kondisi fisik yang bagus, sehingga ketika terkena Covid-19 tidak terlihat gejalanya. “Rata-rata dari usia para taruna ini tidak kelihatan gejalanya, sehingga menjadi orang tanpa gejala (OTG), ketika dilakukan swab baru ketahuan terkena Covid-19,” ungkapnya.
Selain menjaga kesehatan, dirinya juga berharap para taruna AAL yang akan menjalani pendidikan selama 4 tahun tersebut nantinya bisa menjadi perwira yang tanggap, tangguh dan trengginas.
“Selama 4 tahun para taruna ini akan ditempa untuk belajar dan berlatih di mana kita harapkan menjadi perwira yang tanggap, tanggon dan trengginas,” tutupnya. (*/da)