
TARAKAN – Suasana di dalam Lembaga Pemasyarakat (Lapas) Kelas IIA Tarakan sudah mulai kondusif setelah terjadi kerusuhan, Jumat (9/9/2022) sekira pukul 01.00 dini hari kemarin. Hal ini diungkapkan Jumadi, Kadiv PAS Kanwil Kemenkumham Kaltim, Jumat (9/9/2022) siang kemarin.
“Kondisi terakhir hari ini, sejak pagi sudah berjalan normal, sudah mulai salat bareng dan makan bareng lagi,” ungkapnya.
Jumadi menuturkan, pihaknya akan memastikan untuk membina warga binaan ini menjadi lebih baik lagi. Sebab, jika terjadi kerusuhan maka bukan hanya warga binaan yang merasa tidak aman tapi juga keluarga yang berada di luar merasa tidak tenang.

“Intinya kita membina mereka menjadi lebih baik. Di luar saja, satu keluarga pasti ada masalah, apalagi ini di sini. Keinginan kita mengembalikan kehidupan normal seperti biasa sehingga keluarga di rumah juga merasa tenang,” akunya.
Ia menjelaskan, kerusuhan yang dibuat warga binaan ini mulai dari teriak-teriak hingga keluar dari pintu. Karena dikhawatirkan akan merusak objek vital, maka pihaknya meminta bantuan pengamanan ke polres, kodim dan PM untuk hadir di tempat tersebut.
“Alhamdulillah, setelah kita masuk ke dalam, diskusikan kepada mereka dan semua berjalan dengan baik. Untuk menghindari efek yang tidak-tidak, teman-teman lainnya sudah kita tarik kembali ke komando karena keadaan sudah baik. Insya Allah menjadi baik dan kita akan terus melayani mereka untuk lebih baik lagi tentunya,” ujarnya.
Adapun pemicu keributan, dijelaskan Jumadi, itu pasca kejadian adanya warga binaan yang ditemukan di luar lapas. Pihaknya pun hanya melaksanakan perintah dari pimpinan untuk memindahkan warga binaan yang bermasalah.
“Tapi itu sebetulanya juga belum final. Karena kita kan datang mencari solusi terbaik dan namanya orang banyak bisa salah atau miss komunikasi,” tukasnya.
Pasca kerusuhan yang terjadi, Jumadi pun memastikan bahwa wacana pemindahan itu dibatalkan. Ini untuk menghindari kerusuhan yang lebih besar lagi jika wacana itu berlanjut.
“Kami pastikan ke mereka, saat ini pemindahan itu tidak ada. Karena kami juga ingin semua anggota kami bekerja nyaman dan mereka yang menjalankan pidana juga nyaman. Paling saya utamakan juga keluarga di rumah sana, tidak was-was karena mereka ada keluarga jauh,” tuturnya.
Jumadi menegaskan, informasi yang simpang siur terkait wacana pemindahan ini menjadi pemicu utama. Padahal belum ada keputusan final terkait masalah ini sebab masih dilakukan pemeriksaan oleh tim.
“Tapi memang belum diputuskan final. Tapi begitu keadaan seperti ini kan kita kembalikan lagi ke mereka. Artinya pemindahan itu tidak ada. Saya katakan tadi, miss komunikasi, informasi simpang siur diterima teman-teman di lapangan dan juga anggota kami yang menjadi pemicu. Mungkin rasa memilikinya tinggi dari teman-teman mengetahui itu sehingga terjadi kerusuhan,” jelasnya. (sha)