TARAKAN – Figur bakal calon Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tarakan semakin bertambah. Setelah nama dr Khairul sebagai petahana, muncul Ibnu Saud, Peter Palungan, Arvan, Ahmad Usman hingga Muhammad Haris. Kini, muncul pendatang baru Hj Sri Sulartiningsih.

Keseriusan Hj Sri Sulartiningsih maju ke Pilwali Tarakan dibuktikan dengan kehadiran Relawan Jilbab Pink, tokoh masyarakat, dan tokoh pemuda ke Sekretariat Dewan Pengurus Daerah (DPD) partai PKS kota Tarakan. Tujuannya para relawan mengambil formulir pendaftaran Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 kota Tarakan untuk mendaftarkan Hj. Sri Sulartiningsih.
“Sejauh ini relawan sendiri berharap dan beliau berpotensi sebagai calon walikota dan wakil walikota. Rencana secepatnya kami akan mengembalikan formulir ini,” kata Yuli Rohani Andin, Relawan Jilbab Pink, Kamis (18/4/2024) siang.

Relawan Jilbab Pink meyakinkan keseriusan Hj. Sri Sulartiningsih pada kontestasi pilkada mendatang dan memilih PKS jadi partai pertama yang didatangai. “Sangat serius dan 100 persen kesiapan. Sudah penjajakan juga dengan tokoh dan parpol lain,” ujarnya.

Sementara itu, Sekretaris Umum DPD Partai PKS kota Tarakan, Bahar Mahmud menerangkan, sampai saat ini ada sekitar 5 calon yang sudah mengambil formulir di PKS dan baru satu yang mengembalikan. Pihaknya berharap pada tim Hj. Sri Sulartiningsih dapat segera mengembalikan formulir yang diambil.
“Jumlah yang mengambil berkas formulir di PKS itu ada 5, yang mengembalikan baru satu. Kami berharap nanti dari tim bu Hj Sri bisa segera mengembalikan. Di PKS hanya memproses berkas yang dikembalikan. Selain itu, kami menyatakan terima kasih atas kepercayaan dari timnya ibu Hj Sri,” ungkapnya.
Bahar menuturkan, Hj Sri merupakan satu-satunya perempuan yang mengambil formulir di PKS. Pihaknya juga tak meragukan potensi Hj Sri. Meski kota Tarakan belum pernah dipimpin oleh Perempuan.
“Yang jelas, kami berterima kasih karena tim sudah mempercayakan ke PKS. Kami harap untuk segera dikembalikan. Mengenai potensi beliau, saya rasa Tarakan belum pernah dipimpin oleh perempuan. Tidak menutup kemungkinan dengan hadirnya ibu Sri Sulartiningsih kedepan bisa membawa perubahan,” katanya.
Ia juga menilai ada makna tersirat dari pendaftaran yang dilakukan tim Hj. Sri Sulartiningsih di bulan Syawal. Seperti diketahui, bulan Syawal identik pada bulan kemenangan.
“Di bulan syawal ini beliau jadi yang pertama untuk mengambil. Saya tidak tau makna apa yang ingin disampaikan, tapi bisa jadi kan bulan syawal itu bulan kemenangan. Bisa jadi ini pesan tersirat yang ingin disampaikan oleh Hj. Sri. Bahwa kami mengambil formulir bukan bulan ramadan, tapi di bulan syawal ingin menunjukkan kami ingin menang, bisa begitu,” tutupnya.(sha)