TARAKAN – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) dari Fraksi Partai Demokrat, Mayjen (Purn) Drs. H. Hasan Saleh, melakukan kegiatan penanaman mangrove hasil Kebun Bibit Rakyat (KBR) di Tarakan, Kalimantan Utara, pada hari Jumat, 12 Desember 2025.
Kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka sosialisasi dan bimbingan teknis pelaksanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL). Ini adalah upaya pencegahan abrasi atau pengikisan daratan oleh air laut yang menjadi ancaman serius di wilayah pesisir Tarakan.

Hasan Saleh menekankan pentingnya pelestarian lahan dari ancaman abrasi. “Kita usahakan, upayakan di Tarakan ini jangan sampai lahan kita tergerus oleh laut,” ujarnya.
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan memperlebar atau memperbanyak tanaman mangrove.
Program penanaman ini melibatkan dua Kelompok Kebun Bibit Rakyat (KBR) setempat, yang masing-masing bertanggung jawab atas luasan 10 hektar, sehingga total area yang digarap mencapai 20 hektar. Secara keseluruhan, program yang digagas oleh Bapak Hasan Saleh ini telah menyiapkan sebanyak 80.000 bibit mangrove.
“Sekarang saya sudah menanam. Kemarin saya juga yang support anggaran ke sini untuk pembibitan. Sekarang sudah besar kayak gini, syukur alhamdulillah,” kata Hasan Saleh, mengindikasikan bahwa bibit yang ditanam merupakan hasil swadaya dan dukungan anggaran yang telah ia berikan sebelumnya.
Bukan hanya sebagai pelindung daratan, Politisi Demokrat ini juga menyoroti manfaat ekologis dan ekonomis dari keberadaan hutan mangrove yang sehat.
“Karena kalau mangrove bagus, kepitingnya bagus, udangnya bagus, dan lahan juga tidak akan tergerus dengan laut,” jelasnya.
Hutan mangrove berfungsi sebagai rumah dan tempat berkembang biak yang ideal bagi berbagai biota laut.
Pada kegiatan hari ini, secara simbolis ditanam sekitar 200 batang bibit mangrove. Hasan Saleh mengungkapkan bahwa lokasi penanaman ini, di sekitar Juata Laut yang dipilih berdasarkan hasil peninjauan dan pengamatan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), yang mengidentifikasi bahwa area tersebut merupakan lokasi yang paling rentan tergerus oleh ombak.
“Berarti sekali lagi, antisipasi untuk abrasi ya. Paling pokok abrasi yang kita utamakan,” pungkasnya.
Mengenai keberlanjutan program kini, Anggota Komisi IV DPR RI ini memastikan bahwa kegiatan serupa akan terus dilaksanakan setiap tahun. Untuk tahun-tahun mendatang, ia menyatakan kemungkinan perluasan area penanaman ke lokasi lain di Kalimantan Utara, seperti di Bunyu atau Nunukan.
Program ini turut melibatkan penganggaran khusus untuk Kelompok KBR, memastikan bahwa upaya penanaman dan pemeliharaan berjalan optimal. (Sha)



