Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Musibah Kembali Singgah, Saatnya Pindah ke Sistem Berkah
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
© 2025 Facesia.com
Advetorial

Musibah Kembali Singgah, Saatnya Pindah ke Sistem Berkah

redaksi
redaksi
Published: 25 Januari 2021
Share
10 Min Read
SHARE

Oleh : Dyan Indriwati Thamrin, S. Pd.
Pemerhati Masalah Sosial dan Politik



Banjir yang terjadi di kota Martapura, ibukota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan masih terjadi hingga Sabtu (16/1/2021) pagi. Sejumlah pemukiman warga yang terendam tampak sepi dari aktivitas karena ditinggalkan warga untuk mengungsi.

Sementara beberapa jalan utama di sekitar Kota Martapura juga masih terendam banjir seperti di Jalan Veteran ini. Ketinggian air masih menggenangi Jalan Raya Veteran hingga mencapai satu meter hingga jalan tak dapat digunakan pelintas baik roda dua maupun roda empat.



Sementara di daerah pemukiman ketinggian air bervariasi mulai dari satu hingga dua meter. Warga sendiri kebanyakan meninggalkan rumah mereka untuk mengungsi di posko-posko penampungan korban banjir serta rumah sanak keluarga disekitar banjir yang belum ikut terendam.



Banjir di Kota Martapura ini sendiri merupakan banjir terparah dalam 15 tahun terakhir. Berdasarkan keterangan pemerintah setempat, seluruh kecamatan yakni 9 kecamatan di kabupaten Banjar seluruhnya terdampak banjir. Dari seluruh kecamatan yang terdampak hanya sebagian kecil kawasan yang masih aman dari terpaan banjir seperti Kecamatan Martapura Kota.

Sebelumnya banjir melanda sebagian besar wilayah di Kalimantan Selatan sejak Kamis (14/1/2021) kemarin. Dari video amatir yang diambil warga, banjir tampak merendam permukiman penduduk hingga jalan raya dengan ketinggian air bervariasi dari 1-1,5 meter.

Selain curah hujan yang tinggi, banjir juga diperparah dengan luapan air sungai. Sebagian besar warga yang terdampak banjir sudah mengungsi ke tempat yang aman, diantaranya posko pengungsian di masjid-masjid terdekat.

Banjir juga membuat akses masuk ke wilayah Kabupaten Tana Laut, Kalimantan Selatan terputus Jumat (15/1/2021) kemarin. Parahnya banjir di tanah laut bahkan sampai memutus jembatan di jalan nasional penghubung kelurahan Angsau dan kelurahan Pabahanan menuju Kota Pelaihari. https://www.kompas.tv/article/138462/belum-surut-banjir-kalsel-masih-setinggi-satu-meter

Apakah yang menyebabkan banjir di Kalsel yang terjadi saat ini terkategori banjir terparah dalam 15 tahun terakhir? Dikonfirmasi dari Manager Kampanye Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Kalsel, M. Jefri Raharja, curah hujan yang tinggi selama beberapa hari terakhir jelas berdampak dan menjadi penyebab banjir secara langsung.

Kendati demikian, masifnya pembukaan lahan yang terjadi secara terus menerus juga turut andil dari bencana ekologi yang terjadi di Kalimantan selama ini. “Bencana semacam ini terjadi akibat akumulasi dari bukaan lahan tersebut. Fakta ini dapat dilihat dari beban izin konsesi hingga 50% dikuasai tambang dan sawit,” katanya lagi.

Data yang dimilikinya, pembukaan lahan terutama untuk perkebunan sawit terjadi secara terus menerus. Dari tahun ke tahun luas perkebunan mengalami peningkatan dan mengubah kondisi sekitar.  “Antara 2009 sampai 2011 terjadi peningkatan luas perkebunan sebesar 14% dan terus meningkat di tahun berikutnya sebesar 72% dalam 5 tahun,” paparnya.

Direktorat Jenderal Perkebunan (2020) mencatat, luas lahan perkebunan sawit di Kalimantan Selatan mencapai 64.632 hektar. Untuk jumlah perusahaan sawit, pada Pekan Rawa Nasional I bertema Rawa Lumbung Pangan Menghadapi Perubahan Iklim 2011, tercatat 19 perusahaan akan menggarap perkebunan sawit di lahan rawa Kalsel dengan luasan lahan mencapai 201.813 hektar.

Mongabay melaporkan, 8 perusahaan sawit di Kabupaten Tapin mengembangkan lahan seluas 83.126 hektar, 4 perusahaan di Kabupaten Barito Kuala mengembangkan sawit di lahan rawa seluas 37.733 hektar, 3 perusahaan sawit di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dengan luasan 44.271 hektar, 2 perusahaan di Kabupaten Banjar dengan lahan sawit seluas 20.684 hektar, kemudian, di Kabupaten Hulu Sungai Utara ada satu perusahaan dengan luas 10.000 hektar dan di Kabupaten Tanah Laut mencapai 5.999 hektar.

Tidak hanya dari sektor perkebunan, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mencatat terdapat 4.290 Izin Usaha Pertambangan (IUP) atau sekitar 49,2% dari seluruh Indonesia.

Jefri pun menjelaskan mengenai jumlah perluasan lahan pertambangan. “Sedangkan untuk tambang, bukaan lahan meningkat sebesar 13% hanya 2 tahun. Luas bukaan tambang pada 2013 ialah 54.238 hektar,” tambah Jefri.

Tidak hanya di Kalsel, wilayah Kalimantan lain juga digerus oleh area pertambangan. Pada 27 September 2020, Walhi Kalsel bersama Jatam, Jatam Kaltim, dan Trend Asia, membentuk koalisi #BersihkanIndonesia. Mereka mendesak pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk membuka dokumen Kontrak Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara. Mereka mengevaluasi mengenai kasus pencemaran lingkungan, perampasan lahan, kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

Jefri menyayangkan kondisi hutan di Kalimantan yang kini beralih menjadi lahan perkebunan. “Pembukaan lahan atau perubahan tutupan lahan juga mendorong laju perubahan iklim global. Kalimantan yang dulu bangga dengan hutannya, kini hutan itu telah berubah menjadi perkebunan monokultur sawit dan tambang batu bara,” katanya lagi.

Perluasan lahan secara masif dan terus menerus, menurut Jefri memperparah bencana terutama di kondisi cuaca ekstrem. “Akhirnya juga mempengaruhi dan memperparah kondisi ekstrem cuaca, baik itu di musim kemarau dan musim penghujan,” katanya.

Lebih lanjut, Jefri menjelaskan mengenai kondisi permukaan bumi yang kurang dapat meresap air hujan. Akar-akar pohon dari hutan heterogen dapat membantu tanah mengikat dan menyimpan air hujan. “Karena berkurangnya secara drastis pohon-pohon yang akarnya mengikat dan menyimpan air pada musim penghujan,” imbuhnya. https://www.kompas.com/tren/read/2021/01/15/083100265/banjir-kalsel-meluasnya-lahan-sawit-dan-masifnya-pertambangan?page=all#page2

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surah Ar-Rum ayat 41 : “Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan oleh perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” Dari paparan sebelumnya, sudah jelas faktor penyebab makin parahnya banjir yang terjadi di wilayah Kalsel, yaitu pembukaan lahan yang jor-joran baik untuk perkebunan maupun pertambangan. Namun sesungguhnya hal ini tidaklah mengherankan, karena sebagai negara yang menganut sistem kapitalisme dimana negara dibentuk seperti perusahaan yang harus profit-oriented. Untuk bisa menghasilkan profit sebesar-besarnya dengan modal sekecil-kecilnya, kapitalisme mengabaikan satu fundamental alam, yakni keberlanjutan lingkungan.

Pembukaan lahan dilakukan tanpa memerhatikan AMDAL, melainkan melalui deal-deal di belakang layar. Jumlah ijin pembukaan lahan yang dikeluarkan pun akhirnya menjadi tidak rasional, karena diserahkan pada mekanisme pasar ala kapitalisme yang praktis mengabaikan keberlanjutan lingkungan. https://www.muslimahnews.com/2020/01/02/banjir-di-mana-mana-korban-berjatuhan-penguasa-apa-kabarnya/

Islam mewajibkan manusia, baik sebagai individu, masyarakat, maupun penguasa untuk menjaga dan mengelola alam dan menjadikannya sebagai salah satu tujuan penciptaan. Bahkan menjaga alam ini merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak di akhirat. Allah Azza Wa Jalla berfirman : “Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi, setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allâh sangat dekat kepada orang-orang yang berbuat kebaikan.” (QS al-A’raaf : 56).

Islam memberi bagian terbesar kepada penguasa atau negara dalam penjagaan alam semesta. Karena Islam menetapkan fungsi negara sebagai pengatur dan juga pelindung sekaligus berperan menegakkan aturan Islam yang sejatinya memang diturunkan untuk menjaga keseimbangan alam hingga terwujudnya rahmatan lil alamin. Islam akan melarang bentuk-bentuk usaha yang merusak alam.

Islam juga punya sistem sanksi yang menjaga agar pelanggaran tak kerap terjadi. Islam akan menghukum berat pihak-pihak yang melanggar hak rakyat dan menimbulkan bahaya dan kerusakan.

Sistem Islam akan memandu negara merancang strategi pembangunan dengan paradigma lurus dan komprehensif yang semata-mata bertujuan mewujudkan kemaslahatan umat dan pelestarian alam dan lingkungan. Termasuk dalam perkara tata kelola wilayah, pembangunan ekonomi, pembangunan sumber daya manusia, dan lain sebagainya. https://www.muslimahnews.com/2020/07/17/banjir-isyarat-langit-yang-sering-terabaikan/

Musibah adalah bagian dari ujian. Sebagai hamba Allah, manusia selayaknya tetap waspada dan menjadikan musibah ini sebagai bahan muhasabah: sudahkah perilaku dan pengaturan seluruh aspek kehidupan –baik pergaulan, ekonomi, bahkan pemerintahan– selaras dengan tuntunan Sang Pencipta Alam Semesta?

Harus disadari, Allah sebetulnya hendak menguji kesabaran manusia (QS al-Baqarah [2]: 155-157) sekaligus peringatan agar manusia terdorong rajin muhasabah (introspeksi diri), betapa manusia sangat lemah dan tidak berdaya di hadapan kemahakuasaan Allah Swt. (QS ar-Ra’d [13]: 41).

Muhasabah tentu sangat penting. Dengan itu, setiap Muslim bisa mengukur sejauh mana ketaatannya pada perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya, serta setiap saat terdorong untuk terus berupaya untuk selalu taat kepada Allah SWT serta menjauhi maksiat dan dosa kepada-Nya.

Maka dapat disimpulkan, sudah saat pindah ke sistem berkah,  yakni penerapan Islam dalam segala lini kehidupan masyarakat dan negara, karena menjaga kelestarian alam bukan bertujuan memperoleh materi, tetapi buah dari ketakwaan kepada Allah SWT, dan ketakutan akan pedihnya siksa yang didapat kelak dari-Nya jika perintah ini diabaikan. Sebagaimana firman Allah SWT : “Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raaf : 96). Sudah saatnya sistem kapitalis ditinggalkan, diganti dengan sistem Islam yang berasal dari Allah SWT Yang Maha Tahu apa yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya. Wallahu’alam. (*)

 

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Copy Link Print

Pencarian

Berita Terbaru

  • Kapolda Kaltara Ajak Ratusan Ojek Online Jaga Kamtibmas, Deklarasi Damai Digaungkan di Tarakan 19 Oktober 2025
  • Jaga Kondusifitas Kaltara, Kapolda Djati Gandeng Serikat Buruh 18 Oktober 2025
  • Kabidpropam Kaltara Pimpin Gaktibplin di Polres Tana Tidung, 25 Anggota Dites Urine 16 Oktober 2025
  • Kabidpropam Kaltara Beri Warning Keras Siswa Bintara Angkatan 53 dan Staf SPN Malinau 16 Oktober 2025
  • DPRD Kaltara Kawal Rp 53 Miliar DAK, Desak Kejelasan KRIS dan Audit Parkir RSUD Jusuf SK 16 Oktober 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL

Berita Terhangat

OPINI

Mati Suri PERUSDA Nunukan, Warisan Kegagalan Tata Kelola dan Hilangnya Potensi Daerah

29 Agustus 2025
OPINI

Pleno Tanpa Makna

27 Agustus 2025
OPINI

Strategi Komunikasi Pemasaran Ramita Batik Lulantatibu Produk Lokal Nunukan dalam Peningkatan Penjualan

22 Juli 2025
DPRD NUNUKANOPINI

DOB Sebatik Solusi Negara, Bukan Sekadar Wacana Daerah

9 Juli 2025
Previous Next
Facesia.comFacesia.com
© 2025 Facesia.com
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?