TARAKAN – Kota Tarakan, Provinsi Kalimantan Utara, terpilih menjadi salah satu dari 80 ribu koperasi di Indonesia yang dijadikan percontohan nasional.

Di kota ini, Koperasi Merah Putih (KMP) Kelurahan Selumit ditunjuk sebagai model koperasi yang dinilai telah memenuhi berbagai aspek usaha produktif dan berkelanjutan.

Wali Kota Tarakan, Khairul, menyampaikan apresiasinya saat menghadiri peluncuran koperasi secara virtual di depan halaman Kantor Kelurahan Selumit, Senin (21/7/2025), yang turut dihadiri Presiden Prabowo Subianto.
“Sebagaimana harapan dari Bapak Presiden tadi bahwa sebenarnya kooperasi ini kan menangani tidak hanya kalau dulu kan lebih banyak kooperasi itu simpan pinjam, sekarang ini lebih banyak mereka berusaha,” kata Khairul.
Dia menyebut, KMP Selumit sudah memenuhi delapan gerai yang menjadi standar nasional. Dalam urusan logistik, koperasi ini bekerja sama dengan PT Pos Indonesia. Untuk distribusi LPG bersubsidi, dilakukan bersama Pertamina, sementara distribusi pupuk bersinergi dengan PT Pupuk Indonesia. Penyaluran beras juga dijalankan dengan dukungan Bulog, termasuk pula pengadaan layanan keuangan melalui agen bank.
Yang menarik, koperasi ini juga memiliki inovasi di bidang pengolahan limbah. Salah satunya adalah pembuatan pupuk dari limbah kepala udang dan ikan tak layak konsumsi. Menurut Khairul, kepala udang yang selama ini hanya dibuang karena udangnya saja yang diekspor, kini dimanfaatkan sebagai bahan dasar pupuk.
“Sudah diuji coba, kalau dilihat kandungannya itu cocok untuk palawija. Jadi itu terbuat dari tadi sisa-sisa kepala udang yang sebenarnya berlimpah kalau di Tarakan ini, yang dibuang-buang saja kepala udang itu karena biasanya udangnya saja yang diekspor, kepalanya dibuang jadi limbah,” lanjutnya.
Tak hanya untuk pupuk, limbah tersebut juga diolah menjadi pakan ternak dengan campuran dedak dan jagung. Produk-produk koperasi ini telah dikemas dan mulai dipasarkan secara luas.
“Harapannya bahwa koperasi ini akan menjadi Soko Guru ekonomi, artinya menjadi fondasi ekonomi kerakyatan ini. Karena ini memang kalau di dalam, tadi di dalam konstitusi kita, Undang-Undang Dasar 1945, ya ekonomi kerakyatan yang berbasis koperasi inilah yang menjadi sebenarnya ciri khasnya ekonomi Indonesia,” ujar Khairul.
Dia juga berharap koperasi dapat berperan dalam memperbaiki distribusi barang kebutuhan pokok yang selama ini bermasalah, seperti pupuk dan LPG subsidi.
“Mudah-mudahan juga bisa memperbaiki tata kelola penyaluran LPG kepada yang betul-betul tepat sasaran yang memenuhi syarat,” harapnya. (Pra)