
TARAKAN – Jalan berlubang di Jalan Slamet Riyadi tepatnya depan Kapedo dikeluhkan masyarakat. Kerusakan jalan tersebut mengganggu pengendara yang melintas dan dapat menyebabkan kecelakaan lalulintas.




Keluhan warga itu disampaikan saat Komisi 3 melakukan kunjungan lapangan ke lokasi, Senin (12/6/23). Menurut warga, kerusakan jalan semakin parah sejak 1 tahun terakhir.
“Jadi kalau hujan, jalanan sering banjir. Disitu orang juga sering jatuh kalau pas melintas, karena gak kelihatan jalan berlubangnya apalagi waktu malam hari gelap,” kata Jamaludin, warga RT 26 Karang Anyar yang tinggal disekitar jalan Slamet Riyadi.



Jalan Slamet Riyadi ini, dikatakan Jamaludin menjadi salah satu jalur alternatif bagi warga dari Kecamatan Tarakan Utara menuju ke kota. Setiap pagi dan sore hari, banyak pengendara melalui jalan ini.



“Padahal pak RT sudah 2 kali kasih semen jalan berlubang, tapi tetap rusak karena kontainer lewat sini. Kami warga berharap jalan ini diperbaiki, soalnya kalau pagi sama sore ramai warga melalui jalan ini untuk mengantar jemput anaknya pulang sekolah maupun beraktifitas,” tambahnya.



Ketua RT 26 Karang Anyar Samsuri berharap kerusakan jalan Slamet Riyadi bisa segera diperbaiki, supaya kerusakannya tidak bertambah parah dan memakan korban.



“Sekarang lubangnya makin besar, karena kalau hujan air lewat jalan itu lah tambah parah rusaknya,” ujarnya.



Sekretaris Komisi 3 DPRD Kota Tarakan Dapot Sinaga menyayangkan perbaikan jalan Slamet Riyadi tidak dianggarkan di APBD murni. Ia meminta kepada Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR), supaya mengusulkan di APBD perubahan 2022 agar tahun ini bisa diperbaiki.
“Karena ini masyarakat lalu lalang lalu lalang terus, makanya perlu secepatnya ditangani. Paling tidak diperubahan ini lah, agar kerusakan tidak makin parah,” bebernya.
Ditambahkan Dapot, sebenarnya awalnya lubangnya cuma kecil, hanya saja karena tidak langsung ditangani membuat kerusakan makin parah dan melebar. Harapan Komisi 3, pemerintah khususnya DPUTR kedepan jika ada jalan berlubang atau rusak sedikit bisa secepatnya diperbaiki sehingga tidak menelan anggaran besar.
“Kalau itu cepat ditangani, mungkin anggaran perbaikan yang dibutuhkan hanya sekitar Rp 50 juta. Karena kelamaan tadi hitungan PU sesuai perencanaan mereka, membutuhkan sekitar Rp 200 juta,” ungkap politisi Hanura.
Ketua Komisi 3 Muhammad Hanafia meminta untuk penanganan jangka pendek, DPUTR mengeruk sendimentasi yang memenuhi drainase di kiri dan kanan jalan. Supaya ketika turun hujan, air tidak meluap ke jalan.
“Untuk sementara paling tidak pasir yang memenuhi parit (drainase) dikeruk dulu dibersihkan. Ini sambil menunggu anggaran perbaikan ada,” imbaunya.
Sementara itu, menanggapi keluhan warga, DPUTR Kota Tarakan akan diusulkan perbaikan jalan Slamet Riyadi di APBD perubahan 2023. Untuk di murni, tidak ada anggaran perbaikan jalan Slamet Riyadi.
“Disini kan mobilitas tinggi, maka usulan anggaran kurang lebih 200 juta diperubahan. Nanti jalanan akan dicor dan ditinggikan, karena kondisi parit semendimentasinya tinggi,” pungkas Pengawas Bidang Bina Marga DPUTR Kota Tarakan Taufik.(*)