TARAKAN – Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara Hasiando G. Manik, melalui stafnya Muh. Zuni Ristiyanto bersama dengan 10 pegawai Bank Indonesia (BI) Kaltara menyelenggarakan edukasi ciri keaslian uang Rupiah serta penggunaan QRIS sebagai sistem pembayaran yang cepat mudah, murah, aman, dan handal.
Program tersebut dilaksanakan pada hari Sabtu malam dengan menyasar pedagang kaki lima di sepanjang jalan Mulawarman dengan harapan masyarakat dapat memastikan ciri keaslian uang rupiah secara mandiri sehingga terhindar dari uang yang diragukan keasliannya serta mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan apabila masyarakat menemukan uang rupiah yang diragukan keasliannya.
Adapun langkah-langkah yang harus ditempuh apabila masyarakat apabila menemukan uang rupiah yang diragukan keasliannya adalah tidak menyebarluaskan kembali uang yang yang diragukan keasliannya dan melaporkan kepada Bank Indonesia untuk dilakukan klarifikasi keasliannya. Apabila di wilayah tersebut tidak terdapat Kantor Bank Indonesia, maka Masyarakat dapat melaporkan kepada Perbankan yang untuk selanjutnya akan diklarifikasi ke pihak Bank Indonesia.
Melalui kegiatan edukasi ini juga, disampaikan cara mengenali ciri keaslian Rupiah yaitu metode 3D: Dilihat, Diraba, dan Diterawang. Melalui metode dilihat, terdapat 3 hal yang bisa diperhatikan oleh Masyarakat, antara lain Benang Pengaman, Color Shifting dan Latent Image. Pada uang pecahan Rp 100.000, Rp 50.000, dan Rp 20.000, terdapat benang pengaman yang tampak seperti dianyam. Pada pecahan Rp 10.000 ke bawah, benang pengaman tertanam di dalam uang dan akan memendar dengan warna tertentu di bawah sinar ultraviolet.
Gambar bunga pada uang rupiah akan berubah warna (Color Shifting) apabila dilihat dari sudut pandang berbeda (tambahan penguatan unsur pengaman dengan fitur magnetic ink). Latent Image memperlihatkan gambar tersembunyi berupa tulisan “BI” dan angka nominal yang dapat dilihat pada sudut tertentu. Melalui mekanisme diraba, terdapat Cetak Intaglio dimana tekstur hasil cetakan terasa kasar saat diraba serta terdapat Blind Code yang berupa pasangan garis di sisi kanan dan kiri uang yang terasa kasar bila diraba (tactile). Melalui mekanisme diterawang, akan terlihatWatermark dan Electrotype yang berupa tanda air berupa gambar pahlawan dan angka nominal sesuai pecahan. Selain itu terdapat gambar saling isi (rectoverso) berupa logo bank indonesia yang dapat dilihat secara utuh jika diterawang ke arah cahaya.
Bank Indonesia merupakan pihak yang berwenang untuk menentukan keaslian Rupiah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Pasal 29:
(1) Kewenangan untuk menentukan keaslian Rupiah berada pada Bank Indonesia.
(2) Dalam melaksanakan kewenangan tersebut, Bank Indonesia memberikan informasi dan pengetahuan mengenai tanda keaslian Rupiah kepada masyarakat.
(3) Masyarakat dapat meminta klarifikasi dari Bank Indonesia terkait Rupiah yang diragukan keasliannya.”
Kegiatan ini akan terus dilaksanakan secara rutin di pasar, sekolah, komunitas, dan masyarakat luas serta disosialisasikan melalui media digital agar masyarakat semakin paham mengenai keaslian rupiah. (**)