TARAKAN – Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara DPRD Kota Tarakan, PDAM, dan perwakilan masyarakat terdampak pada Selasa (23/9/2025) menyisakan satu catatan penting, yakni perlunya komunikasi yang lebih baik antar pihak terkait.

Hal itu disampaikan Ketua Komisi II DPRD Tarakan, Simon Patino, yang menilai dinamika yang terjadi belakangan ini lebih banyak dipicu oleh miskomunikasi. Ia berharap setelah pertemuan tersebut, suasana di masyarakat dapat kembali kondusif.
“Saya pikir semuanya sudah clear dan saya berharap setelah ini ciptakan suasana kondusif di masyarakat. Saya lihat dari RDP ini kesimpulannya hanya di komunikasi yang tidak terbangun. Kita semua punya ego masing-masing tapi paling tidak kita bangun komunikasi,” ujarnya.

Menurut Simon, komunikasi menjadi kunci untuk mencegah lahirnya opini-opini yang tidak terkendali di publik. Jika tidak segera diantisipasi, opini liar itu justru bisa memunculkan masalah baru.
Ia juga menegaskan DPRD tetap menjalankan fungsi pengawasan. Namun, dalam menyikapi persoalan yang sensitif, pihaknya memilih untuk berhati-hati agar langkah yang diambil tidak justru memperkeruh keadaan.
“DPRD tidak bergerak, namun menyikapi persoalan ini perlu hati-hati,” tegasnya.
Lebih jauh, Simon menyinggung isu PDAM yang sempat heboh di media sosial. Bahkan, menurutnya, sempat muncul ancaman yang dialamatkan kepada DPRD karena isu yang berkembang tidak terkendali.
“Kita lihat di sosial media DPRD diancam karena isu yang tidak terkontrol,” tegasnya.
Karena itu, ia kembali menekankan pentingnya semua pihak untuk membangun ruang komunikasi yang sehat. Menurutnya, hal inilah yang menjadi tujuan utama RDP, yakni menciptakan ketenangan di tengah masyarakat. “Tujuan pertemuan RDP ini untuk menciptakan kondusivitas agar masyarakat tenang,” tutup Simon. (pra)



