TARAKAN – Permasalahan ketersediaan air bersih di Kota Tarakan menjadi agenda utama dalam Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi V DPR RI ke Bendungan Embung Binalatung, Kampung Satu Skip, Selasa (28/10). Wali Kota Tarakan, dr. H. Khairul, M.Kes., secara langsung mendampingi rombongan dan menyampaikan usulan strategis terkait peningkatan infrastruktur air baku.

Wali Kota Khairul secara lugas mengungkapkan bahwa pembangunan sumber air baru merupakan kebutuhan yang sangat mendesak (kritis). Hal ini dipicu oleh pertumbuhan penduduk Tarakan yang terus meningkat, sementara suplai air baku dari embung eksisting, termasuk Binalatung, semakin tertekan.
“Kota ini terus berkembang. Solusinya, kita harus menambah embung atau opsi jangka panjangnya mendatangkan air dari seberang pulau. Namun, untuk solusi jangka pendek dan efisien, pembangunan embung baru adalah prioritas utama,” tegas Wali Kota di hadapan anggota Komisi V DPR RI.

Untuk mengatasi defisit pasokan air, Pemkot Tarakan telah menyajikan hasil kajian teknis mengenai lokasi potensial untuk penambahan embung baru, yaitu di kawasan Sungai Maya.
Wali Kota menjelaskan bahwa lokasi Sungai Maya dinilai paling layak dan menjanjikan karena memiliki debit air yang stabil. Berdasarkan hasil pengecekan lapangan yang dilakukan oleh tim teknis, potensi debit air dari Sungai Maya diperkirakan mencapai sekitar 400 liter per detik (L/detik).
Jumlah ini dinilai sangat signifikan dan cukup untuk menopang kebutuhan tambahan air baku bagi masyarakat, serta menjadi cadangan strategis saat embung-embung lama (seperti Binalatung) mengalami pemeliharaan atau penurunan volume air saat musim kemarau.
Kunjungan Komisi V DPR RI ini diharapkan dapat memberikan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat, terutama terkait pengalokasian anggaran, mengingat pembangunan infrastruktur besar seperti embung baru sangat bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).



