TARAKAN – Pemerintah Kota Tarakan menggelar Seremonial Pemasangan Sambungan Rumah Gratis Pemerintah (SRGP) Tahun 2025 sekaligus meninjau pekerjaan pengembangan jaringan pipa distribusi, Kamis, (25/9/2025).

Acara peresmian ditandai dengan penghidupan keran air di RT 14 dan RT 15 Kelurahan Gunung Amal oleh Wali Kota Tarakan, Khairul.
Setelah itu, Khairul meninjau pekerjaan pemasangan pipa di Jalan Kusuma Bangsa. Pekerjaan dilakukan dengan metode bor untuk mengganti pipa lama.

Saat ini, pipa yang sudah terpasang sepanjang 1,2 kilometer. Dalam dua pekan ke depan, ditargetkan mencapai 3 kilometer agar aliran air bisa menjangkau wilayah pesisir.

Sejak program sambungan gratis PDAM diluncurkan pada 2019, jumlah sambungan rumah yang terpasang telah mencapai 28.366 unit. Khusus tahun 2025, pemerintah menargetkan 3.000 sambungan baru.
Khairul menyebut sebagian besar pengelolaan dan pengembangan layanan PDAM kini tidak lagi bergantung penuh pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). “Melainkan, juga dibiayai dari iuran bulanan pelanggan sehingga pemasangan maupun perbaikan jaringan dapat dilakukan lebih cepat tanpa harus menunggu prosedur penganggaran yang panjang,” ujarnya.
PDAM, kata dia, juga telah melakukan koneksi antar-embung agar pasokan air lebih terjamin. “Penambahan cadangan air turut dilakukan melalui pembangunan reservoir,” ucapnya.
Lebih jauh, Khairul menyampaikan pemerintah bersama PDAM sedang mengupayakan pembangunan embung baru. “Bahkan, opsi pengambilan air dari wilayah seberang juga sedang dijajaki, mengingat Tarakan tidak memiliki sungai besar sebagai sumber utama,” katanya.
Ketua RT 14, Noberto, mengungkapkan rasa syukur atas layanan air bersih yang baru mereka nikmati. “Berpuluh-puluh tahun berdirinya PDAM dan tahun 2025 ini baru kita di Kampung 6, khususnya RT 14 dan 15, baru dapat air tahun ini,” katanya.
Ia mengatakan program ini membawa kebahagiaan besar bagi warga. “Mewakili masyarakat, ia merasa saya luar biasa. Ini salah satu program yang membahagiakan khususnya kami, sangat terbantukan khususnya masalah air. Karena yang paling penting salah satu elemennya adalah air, dengan air kita bisa berjalan,” ungkapnya.
Sebelumnya, warga mengandalkan sumur, meski tak selalu bisa diandalkan. “Kalau kemarau, dia mengecil airnya. Jadi kadang kita beli air, sumur macet kita beli air,” tutur Noberto.
Menurut dia, biaya yang dikeluarkan cukup besar. “Kalau sekali beli kemarau tergantung. Kita makin banyak pemakaian makin banyak juga. Air biasa rata-rata kita biasa beli profil sampai 4-5 profil. Satu profil hitungan Rp 50.000-60.000,” katanya.
Jumlah warga di RT 14-15, lanjutnya, mencapai lebih dari 400 kepala keluarga. “Itu sampai sekarang lagi pemasangan semuanya. Lagi on proses,” ujarnya.
Atas nama warga Gunung Amal, Noberto menyampaikan terima kasih kepada pemerintah. “Kami mengucapkan terima kasih pada Bapak Wali Kota atas program SRG-nya. Yang mana ini sangat membantu kami dalam hal air. Dan apresiasi banyak-banyak terima kasih. Sehat selalu untuk masyarakat yang lebih sejahtera,” katanya. (Pra)