TARAKAN– Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kalimantan Utara melakukan kunjungan lapangan ke PT Pheonix Resource Internasional (PT PRI) di Kota Tarakan, Selasa (24/6/2025) pagi. Kedatangan komisi III ke PRI guna mengecek pengelolaan limbah yang dibuang ke laut.

“Kami dari Komisi III turun secara langsung meninjau ipal milik PT PRI. Apakah sudah sesuai dengan SOP. Sebab ada laporan dari masyarakat bahwa mereka melihat saat mencari ikan di sekitar PT PRI diduga terjadi pencemaran,” kata Jufri Budiman, Ketua Komisi III DPRD Kaltara.


Dari pantauan di lapangan, rombongan yang di pimpin Jufri Budiman bersama anggota komisi III yakni Yancong, Aluh Berlian, Kornie Serliany, Moh. Nafis dan Rismanto langsung meninjau Intalasi Pengelolaan Air Limbah (Ipal) milik PT PRI. Ini merupakan kunjungan kali ke dua oleh komisi III DPRD Kaltara terkait dugaan pencemaran limbah oleh PT PRI.
Dikatakan Jufri, dari pantauan di lapangan dan informasi yang disampaikan pimpinan PT PRI, pengelolaan limbah menggunakan Ipal sudah sesuai dengan standar dari KLHK. Bahkan pihaknya mempertanyakan jumlah pH air yang dibuang ke laut.
“Sesuai standar dari KLHK, pH air yang boleh dibuang ke laut itu antara 6 hingga 9. Kalau informasi yang disampaikan dari PRI itu pH nya diatas 6. Sudah sesuai dengan standar,” jelasnya.
Politisi Gerindra ini juga mempertanyakan terkait intansi independen yang ikut melakukan pengecekan secara berkala terkait air limbah PT PRI.
“Ternyata sudah ada dari perusahaan independen yang mengecek secara berkala. Jadi tidak boleh hanya dari perusahaan saja karena kita perlu transparasi dan tidak ada yang boleh ditutup-tutupi. Apakah air limbah yang dibuang ke laut sudah sesuai standar,” tuturnya.
Komisi III DPRD Kaltara memberikan apresiasi ke PT PRI terhadap upaya yang dilakukan dalam mencegah adanya pencemaran limbah di lingkungan sekitar.
“Kami juga tentu mengapresiasi perusahaan ini sudah berada di kota Tarakan khususnya Provinsi Kalimantan Utara. Memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian. Tentu banyak masyarakat yang ikut merasakan dampaknya termasuk yang bekerja di sini,” kata Jufri Budiman.
Pihaknya juga terus membangun komunikasi dan mengontrol permasalahan limbah agar perusahaan ini bekerja sesuai standar dan masyarakat sekitar juga tidak merasakan dampak terhadap lingkungan. Sebab, banyak masyarakat yang berprofesi nelayan.
“Kami akan terus menjaga bagaimana perusahaan ini terus berjalan tanpa mencemari lingkungan. Agar nelayan juga juga tidak terkena dampaknya,” pungkasnya. (Sha)