Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • BERANDA
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Masih Tergolong Tinggi, Pemerintah Canangkan Program Bebas TBC
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • BERANDA
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
© 2025 Facesia.com

Masih Tergolong Tinggi, Pemerintah Canangkan Program Bebas TBC

redaksi
redaksi
Published: 1 Desember 2025
Share
3 Min Read
SHARE

JAKARTA – Kepala Dinas Kesehatan Kalimantan Utara, Usman mengungkapkan diperlukannya kerjasama lintas sektor untuk menekan penyebaran tuberkulosis. Hal ini sejalan dengan Program Kementerian Kesehatan yaitu Menuju Indonesia Bebas TBC 2030.



“Tantangannya banyak karena itu perlu kerjasama intersektor. Kalau perlu mulai dari tingkat terbawah seperti Rukun Tetangga dan desa. Tenaga kesehatan yang terlatih melakukan skrining, juga komitmen pasien untuk konsumsi obat selama 6 bulan,” jelas Usman usai mengikuti Focus Group Discussion (FGD) “Bersama Berantas TBC: Menuju Indonesia Bebas TBC 2030”, digelar oleh Fraksi Partai Nasional Demokrat (Nasdem) di Kompleks Parlemen pada Kamis (27/11).

Usman mengingatkan masyarakat untuk tidak terpaku pada stigma lama pada orang yang positif TB. Menurutnya dengan semakin cepat ditemukan gejala TB dan pasien terbuka mengakui kondisinya, maka akan cepat pula penanganannya hingga sembuh.











FGD tersebut dihadiri Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) RI, dr. Benjamin Paulus Octavianus Sp.P., FISR, Kementerian Kesehatan, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), World Health Organization (WHO) Indonesia, dan akademisi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.





Dari Data Kemenkes, Indonesia menjadi peringkat kedua di dunia kasus Tuberkulosis atau TBC setelah India. Berdasarkan Global TB Report 2025, terdapat 1,08 juta kasus TB dan 126 ribu kematian setiap tahun.





“Meski demikian, hingga 23 November 2025 baru 753 ribu kasus yang ditemukan, setara 69 persen dari target nasional 90 persen,”katanya.

Dari tingginya kasus tersebut, Pemerintah Indonesia telah mendorong dan mencanangkan bebas TBC pada tahun 2030.

“Masih ada ratusan ribu kasus yang belum ditemukan dan berpotensi terus menularkan TB di komunitas. Kita harus memperkuat penemuan kasus aktif dan investigasi kontak,” tegasnya.

Selanjutnya Pemerintah telah memperluas skrining melalui program Cek Kesehatan Gratis (CKG), mobile X-ray, serta integrasi layanan TB di Puskesmas dan fasilitas kesehatan swasta.

Namun disisi lain, keberhasilan terapi TB Resisten Obat (RO) masih tergolong rendah, yaitu sebesar 59 persen. Untuk itu, Pemerintah mendorong penggunaan rejimen pengobatan yang lebih singkat, memperkuat dukungan nutrisi serta pemantauan efek samping.

Tuberkolosis disebut TB bukan hanya sekadar persoalan kesehatan, melainkan menjadi isu sosial dan pembangunan. Ia menekankan pentingnya kolaborasi pemerintah pusat, DPR, pemerintah daerah, dunia usaha, komunitas, dan media sangat dibutuhkan.

“Dengan sinergi lintas sektor dan inovasi teknologi, kita optimistis Eliminasi TB 2030 dapat dicapai,” ujarnya.

Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi NasDem, Irma Suryani, menekankan bahwa situasi penanganan TBC di Indonesia membutuhkan intervensi lebih cepat dan lebih serius dari pemerintah. (*)

Print Friendly, PDF & Email
TAGGED:Dinkes KaltaraEliminasi TBC 2030Global TB ReportKemenkesKesehatan MasyarakatKolaborasi Lintas SektorProgram Cek Kesehatan GratisSkrining TBCStigma TBTuberkulosis
Share This Article
Facebook Copy Link Print

Pencarian

Berita Terbaru

  • Pimpin Apel Pagi, Kapolda Kaltara Tekankan Kepedulian dan Kondusivitas Jelang Tahun Baru 2026 29 Desember 2025
  • Kapolda Kalimantan Utara Tinjau Pos Pelayanan Operasi Lilin Kayan 2025 24 Desember 2025
  • Telkom Perkuat Peran Kepemimpinan Perempuan di Era Transformasi Digital 24 Desember 2025
  • Nahkodai BPC HIPMI Tarakan, Adyansa Targetkan Pengusaha Muda Naik Kelas dan Program Hunian Rakyat 21 Desember 2025
  • Wujud Kepedulian Polri: Personel Polda Kaltara Kunjungi Panti Sosial Tresna Werdha Jelang Natal 18 Desember 2025

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL

Berita Terhangat

PEMPROV KALTARA

Orientasi RKPD Kaltara 2027, Wagub Dorong OPD Samakan Persepsi Penyusunan Dokumen Perencanaan

17 Desember 2025
PEMPROV KALTARA

TP PKK Kaltara Gelar Pelatihan Pembuatan Pupuk Cair

7 Desember 2025
PEMPROV KALTARA

KNPI Kaltara Gelar Rakerda, Pemuda Diminta Ambil Peran Strategis dalam Pembangunan

9 Desember 2025
PEMPROV KALTARA

Kaltara Usulkan Percepatan Pembangunan Sekolah Rakyat ke Pemerintah Pusat

17 Desember 2025
Previous Next
Facesia.comFacesia.com
© 2025 Facesia.com
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?