TARAKAN – Sebuah insiden menegangkan di tengah lautan Tarakan pada Jumat sore, 5 Desember 2025, bertransformasi menjadi kisah penyelamatan heroik yang menegaskan arti sejati pengabdian.
Tepat pukul 18.05 WITA, di saat matahari mulai tenggelam dan bayangan malam mulai menyelimuti perairan, rombongan Kapolda Kalimantan Utara, Irjen Pol Djati Wiyoto Abhady, S.I.K., yang tengah dalam perjalanan dari Nunukan menuju Tarakan menggunakan Speedboat (SB) “KAYAN 1”, mendapati pemandangan yang mengkhawatirkan.
Sebuah speedboat lain, SB. “ANTASENA,” yang mengangkut 18 penumpang dari Tanjung Selor menuju Tarakan, terlihat terombang-ambing tak berdaya di tengah laut. Mesin kapal mati total. Penyebabnya sungguh mendesak, kehabisan bahan bakar.
Kondisi semakin genting. Gelap mulai turun, dan jalur laut yang sepi membuat 18 nyawa di atas SB. ANTASENA berada dalam bahaya serius. Melihat situasi kritis ini, Kapolda Kaltara tidak ragu sedikit pun. Beliau segera memberikan perintah penyelamatan (rescue).
Hanya dalam waktu 21 menit, tepat pukul 18.26 WITA, SB. “KAYAN 1” tiba di lokasi. Dengan kesigapan yang luar biasa, tanpa memandang waktu dan jabatan, seluruh penumpang SB. ANTASENA dipindahkan dengan aman ke kapal yang ditumpangi Kapolda. Mereka kemudian diantar langsung menuju Pelabuhan SDF Kota Tarakan, mengakhiri ketegangan dengan kelegaan yang tak terhingga.
Aksi cepat dan tulus ini bukan sekadar tugas, melainkan bukti nyata bahwa kepolisian hadir sebagai pelindung jiwa. Raut wajah para penumpang SB. ANTASENA yang selamat menunjukkan rasa syukur yang mendalam atas pertolongan yang datang di saat paling dibutuhkan.
“Keselamatan masyarakat adalah prioritas utama kami,” tegas Irjen Pol Djati Wiyoto Abhady, S.IK, dengan nada penuh komitmen.
“Saat mengetahui ada speedboat yang terombang-ambing di laut dengan penumpang yang terancam keselamatannya, kami tidak bisa tinggal diam. Syukur Alhamdulillah, seluruh penumpang berhasil dievakuasi dengan selamat. Ini adalah wujud nyata komitmen Polda Kaltara untuk selalu hadir dan siap membantu masyarakat kapan pun dibutuhkan.”
Beliau menutup dengan janji: “Kami akan terus berkoordinasi dengan pihak terkait agar kejadian serupa tidak terulang, serta memastikan setiap perjalanan laut memiliki standar keselamatan yang memadai.”
Peristiwa ini menjadi pengingat hangat bahwa di balik seragam resmi, terdapat hati nurani yang siap menjadi garda terdepan dalam melindungi nyawa, menjadikan kehadiran aparat kepolisian sebagai jangkar rasa aman bagi masyarakat di perairan Kalimantan Utara. (*)



