TARAKAN – Akibat ambruknya pembangunan jembatan di RT 21 Kelurahan Selumit Pantai, jalur keluar-masuknya perahu pada pesisir sungai Selumit Pantai ditutup sementara. Hal ini dilakukan guna memberi keamanan bagi warga sekirar dalam menjalankan aktivitas melaut.

Saat dikonfirmasi, Lurah Selumit Pantai Melki Loboran menerangkan, penutupan akses keluar masuk perahu di Selumit Pantai, dimaksudkan untuk mencegah hal yang tidak diinginkan. Mengingat sebelumnya, pembangunan jembatan penghubung antara Kelurahan Selumit Pantai dan Karang Rejo ambruk. Sehingga dikhawatirkan, jembatan kembali ambruk dan dapat mencelakakan perahu yang melintas di bawahnya.
“Betul ditutup dari Tanggal 16 Desember sampai Tanggal 6 Januari 2021. Karena kemarin ambruk, jadi untuk sementara jalurnya ditutup dulu untuk keamanan masyarakat juga,”ujarnya, (19/12).
Melki mengakui, keputusan itu menjadi pro dan kontra di masyarakat. Meski demikian, pihaknya harus tegas terlebih ini menyangkut keselamatan manusia.

“Kami mengakui, dengan penutupan ini menimbulkan gejolak sebagian masyarakat. Tapi apa yang kami lakukan juga semata-mata untuk keselamatan masyarakat juga. Kalau itu tetap dibuka dan kemudian ada kejadian ambruk lagi. Siapa yang mau bertanggung jawab?,”tukasnya.
Warga setempat, Aminah (57) menyebutkan, dirinya tidak mempermasalahkan keputusan tersebut. Menurutnya, meskipun penutupan jembatan ini menyulitkan warga mencari nafkah, tapi tidak serta merta membuat warga tidak dapat beraktivitas. Karena sebelum penutupan dilakukan sebagian masyarakat telah membawa perahunya lebih dulu keluar untuk ditempatkan di lokasi lain.
“Tidak masalah. Kan bukan selamanya cuma sementara saja sampai jembatannya selesai. Sebelum ditutup kan sudah diumumkan supaya warga membawa perahunya keluar. Cuma orang di sini mengeluh karena bingung mau taruh (parkir) perahunya di mana,”ungkapnya.
Sementara itu, Abdullah (56) seorang nelayan menuturkan dengan ditutupnya akses tersebut, maka ia dan beberapa nelayan lainnya harus memarkir perahu di tempat lain. Hal ini juga menyulitkan mereka ketika harus mengangkat hasil tangkapan menuju ke rumahnya.
“Kalau dibuka kan perahu bisa masuk sampai ke depan rumah. Kalau sekarang kita angkat hasil tangkapan ke jembatan. Juga mesin perahu terpaksa kami titip di tetangga,”pungkasnya. (*/da).