TARAKAN – Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun lalu cukup berdampak di semua sektor bisnis dan pariwisata. Di Kawasan wisata Pantai Amal misalnya. Jika sebelumnya, salah satu kawasan wisata terkenal di Kota Tarakan ini cukup ramai oleh pengunjung, saat ini sudah tak seperti itu lagi.

Hal itu diakui juga oleh salah seorang pengelola wahana Pantai Amal, Zulkifli. Dia menyebut, bahkan di hari libur pun pengunjung Pantai Amal mengalami penurunan yang cukup drastis. “Tahun ini jauh sekali penurunannya. Kalau dulu, bisa sampai sekitar 6 ribu (pengunjung), bahkan 2 tahun lalu tembus 10 ribu. sekarang paling cuma 2 ribu saja. Karena ini kan masih masa pandemi Covid-19 juga kan, jadi mungkin ini yang membuat warga takut ke pantai,” ungkap Zulkifli.
Tidak hanya itu, sebagai pengelola yang membawahi sejumlah karyawan, Zulkifli mengaku, pengaruh Covid-19 seharusnya tidak menjadi momok yang justru mengurangi pengunjung. Dia bahkan yakin, potensi penularan Covid-19 di tempat terbuka seperti Pantai Amal sangat kecil sehingga harus dibuka dan kembali dipasarkan.
“Dan juga di Pantai Amal sini sudah tidak ada warga yang positif,” imbuhnya.

Untuk itu, dia berharap agar tahun ini sektor pariwisata kembali bergairah. Pasalnya, masyarakat sekitar juga bergantung di sektor ini sebagai sumber mata pencaharian mereka.
“Kalau kerugian sih tidak, cuma keuntungan berkurang. Karena yang seharusnya lumayan, jadi menipis. Kita kan juga menggaji petugas keamanan, kebersihan untuk kenyamanan pengunjung,” imbuh Zulkifli.
Untuk menunjang harapan tersebut, Zulkifli menyebut, sejak tahun lalu pihaknya telah menambah jam buka wahana wisata Pantai Amal. Jika sebelumnya hanya buka hingga pukul 18.00 Wita, kini wahana wisata di sana, salah satunya adalah Amal Beach buka hingga pukul 22.00 Wita dengan menyediakan kafe untuk nongkrong para pengunjung. Selain itu, di wahana wisata tersebut juga disediakan alat yang menunjang imbauan protokol Kesehatan seperti tempat cuci tangan, imbauan mengenakan masker dan menjaga jarak.
“Semoga masa pandemi ini segera berakhir sehingga masyarakat tidak takut lagi berlibur ke pantai atau tempat lainnya. Sehingga dengan semakin banyaknya pengunjung dapat lebih menghidupkan (kembali) objek wisata,” harapnya. (*/da)