Perekonomian Kaltara Diprediksi Tetap Tumbuh Meski di Masa Pandemi
TANJUNG SELOR – Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalimantan Utara (Kaltara) melalui Gubernur Dr H Irianto Lambrie mengusulkan kepada Pemerintah Pusat agar dapat membuka kembali jalur perdagangan lintas batas antara Nunukan, Kaltara dengan Sabah dan Serawak, Malaysia.
Disebutkan Gubernur, kategori perdagangan lintas batas ini, sedianya harus ditingkatkan dari status regional menjadi lintas batas internasional. “Dengan dijadikannya jalur perdagangan lintas batas internaional, maka kegiatan ekspor-impor sudah bersifat internasional karena melibatkan dua negara. Bukan lagi antara Kaltara dengan Sabah atau Sarawak, tapi antara Indonesia dengan Malaysia,” kata Irianto.
Pentingnya peningkatan level jalur perdagangan lintas batas itu, menurut Irianto akan menguntungkan kedua belah pihak. “Selama ini, sedianya Kaltara bahkan Indonesia dirugikan dengan adanya pembatasan perdagangan yang diterapkan, berupa pembatasan pengeluaran belanja hingga RM 600 (kurang lebih Rp 2 juta; kurs RM 1 = Rp 3.300). Dan, tak dipungkiri juga bahwa Kaltara, khususnya wilayah perbatasan cukup bergantung kepada alur perdagangan di Sabah maupun Sarawak,” urai Gubernur.
Alasan lain akan pentingnya usulan ini diperhatikan, adalah untuk memperlancar perdagangan komoditi perikanan di Kaltara. Khususnya, yang dihasilkan oleh pembudidaya tambak. “Saat ini, karena Malaysia masih lockdown, maka 140 ribu hektare tambak yang sudah berproduksi tak mampu dijual ke Malaysia. Petambak sudah mengeluhkan hal tersebut, termasuk nelayan,” jelas Irianto. Langkah kongkrit harus dilakukan sesegera mungkin pasca lockdown di Malaysia dicabut.
Pertimbangan lain yang menopang usulan itu, adalah prediksi perekonomian Kaltara yang tetap meningkat pada 2020. Dimana, disebutkan Gubernur berdasarkan Laporan Perekonomian Provinsi Kalimantan Utara Februari 2020 yang dirilis Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Kaltara, diprediksi sepanjang 2020, pertumbuhan ekonomi Kaltara akan tumbuh meningkat dibandingkan 2019 dengan range sebesar 6,80 hingga 7,20 persen (yoy). “Pertumbuhan yang kembali meningkat ini diperkirakan bersumber dari berbagai lapangan usaha utama di Kaltara,” ungkap Irianto.
Lebih rinci, lapangan usaha konstruksi diperkirakan masih akan tumbuh tinggi didorong adanya percepatan pembangunan PLTA Sei Kayan yang telah memasuki tahap I untuk proyek sebesar 900 megawatt, rencana konstruksi 2 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) baru di wilayah Kaltara,
melanjutkan pembangunan jalan perbatasan Malinau-Krayan, serta pembangunan beberapa gedung dan sarana perkantoran di wilayah Kaltara oleh beberapa instansi. “Selain itu, pertumbuhan juga ditopang oleh lapangan usaha industri pengolahan,” jelas Gubernur.
Diperkirakan juga, sepanjang tahun ini, lapangan usaha perdagangan
besar dan eceran diperkirakan tetap tumbuh positif dan meningkat dipengaruhi adanya event nasional dan regional Kalimantan di Kaltara. “Adanya kenaikan UMP 2020 akan mendorong peningkatan penjualan kendaraan bermotor dan peningkatan konsumsi domestik yang dapat mengakselerasi laju pertumbuhan lapangan usaha perdagangan,” ungkap Irianto.
Tak itu saja, lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan akan tumbuh meningkat. Hal ini didukung adanya peningkatan harga komoditas CPO global dan dicabutnya larangan impor CPO oleh negara di Eropa akan berpotensi meningkatkan produksi CPO dalam negeri. “Informasinya, India telah menurunkan bea masuk CPO dari Asia Tenggara. Tarif impor CPO turun dari 44 persen menjadi 40 persen dan produk turunannya berubah menjadi 50 persen dari 54 persen. Hal ini dapat meningkatkan jumlah volume ekspor CPO dari Kaltara yang negara mitra dagang utamanya adalah India,” tutur Gubernur. Disamping itu, beroperasinya 3 (tiga) pabrik CPO baru di Kaltara diperkirakan akan mendorong kinerja lapangan usaha ini pada 2020.
Sedangkan untuk triwulan II 2020, diperkirakan perekonomian juga tetap tumbuh positif dan meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya. Pada triwulan II, peningkatan kinerja pada lapangan usaha utama konstruksi dan perdagangan yang memacu peningkatan kinerja investasi dan konsumsi Rumah Tangga (RT) menjadi faktor utama peningkatan ekonomi Kaltara. “BI memprediksi bahwa lapangan usaha konstruksi tumbuh meningkat seiring dengan berlanjutnya konstruksi PLTA Sei Kayan Tahap I, lapangan usaha perdagangan tumbuh meningkat seiring dengan naiknya konsumsi RT pada momen HBKN Ramadhan dan Lebaran 2020,” tutur Irianto.
Di samping itu, memasuki pertengahan tahun akan mendorong produksi komoditas udang di tengah adanya penyebaran Covid-19. Di sisi lain, kuatnya kinerja lapangan usaha lainnya turut menopang tingginya laju pertumbuhan ekonomi Kaltara triwulan II 2020 antara lain lapangan usaha pertambangan dan industri pengolahan, meski diperkirakan tidak sekuat triwulan sebelumnya.(humas)