Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Kaltara Peringkat 13 Ketahanan pangan Nasional
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TVFACE TVFACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
© 2015 Facesia.com | All Rights Reserved.
Advetorial
ADVETORIAL

Kaltara Peringkat 13 Ketahanan pangan Nasional

redaksi
redaksi
16 Juli 2020
Share
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara, Wahyuni Nuzban
SHARE

TANJUNG SELOR – Berdasarkan data ketahanan pangan 2020 yang dirilis Badan Ketahanan Pangan (BPK) Kementrian Pertanian (Kementan), Kalimantan Utara (Kaltara) berada pada peringkat 13 secara nasional dengan poin 73,12. Sedangkan untuk kabupaten/kota, tertinggi di tempati Kota Tarakan yang berada di peringkat 36 dengan poin 80,44 menyusul Kabupaten Bulungan di peringkat 104 dengan poin 80,28. Lalu Nunukan di posisi 140 dengan poin 78,73 disusul Malinau dengan poin 77,11 dan Tana Tidung di posisi 243 dengan poin 73,11.

“Kondisi ini merupakan kondisi yang terjadi saat ini dan tentu saja masih memerlukan upaya dalam rangka peningkatan ketahanan pangan di Kaltara,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Provinsi Kaltara, Wahyuni Nuzban saat menjadi narasumber pada kegiatan pemanfaatan lahan sub optimal mendukung ketahanan pangan yang dilaksanakan oleh BPTP Balitbangtan Kalimantan Timur, Rabu (15/7).

Kaltara sediri dengan luas daratan yang mencapai 7.546.770 hektare, dimana terdapat sekitar 126.000,86 hektare lahan sub optimal yang terdiri dari 11.184,22 kawasan sub optimal yang diperuntukan pertanian dan 114.822.62 hektare lahan sub optimal untuk perkebunan memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan. “Lahan sub optimal adalah lahan yang secara alamiah mempunyai produktivitas rendah karena faktor internal dan eksternal, yang dipilah menjadi lahan kering masam, lahan kering iklim kering, lahan rawa pasang surut, lahan rawa lebak dan lahan gambut,” jelasnya.

Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kebutuhan pangan nasional, semakin meningkat pula kebutuhan lahan untuk pengembangan pertanian. Untuk itu, pengembangan pertanian di Kaltara tidak dapat lagi hanya bergantung pada lahan-lahan produktif yang ada saat ini, namun diperlukan juga pengembangan lahan sub optimal dengan tetap memperhatikan aspek lingkungan yang ditimbulkan.

Selain itu, diperlukan juga usaha untuk peningkatan produktivitas seperti inovasi teknologi yang mampu mengatasi kendala kimia, biologi dan fisik serta penataan lahan dilakukan dengan mengacu pada kesesuaian lahan. Adanya ketersediaan inovasi dan teknolong menjadi harapan untuk pengembangan dan produktifitas pertanian. Selain itu, secara kultur, Kaltara memiliki memiliki potensi mengingat pertanian juga merupakan budaya sebahagian besar masyarakat Kaltara. “ini sejalan dengan upaya Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie dalam mewujudkan Visi Kaltara untuk dapat mandiri pangan dan mandiri energi,” ulasnya.

Yuni juga menilai optimalisasi pemanfaatan lahan rawa perlu dilakukan untuk mewujudkan rawa sebagai lumbung pangan dalam mendukung ketahanan pangan di Kaltara. Ditambah dengan pendampingan penyuluh, pelatihan atau sekolah lapang (SL), pembentukan dan penguatan kelembagaan petani perlu dilakukan. “Hal ini tentunya diperlukan peran serta seluruh stakeholder untuk mengeliminir kendala sosial ekonomi petani dalam pengembangan lahan sub optimal secara serius,” pungkasnya.(humas)

 

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Email Print
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0
Leave a review

Leave a Review Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Please select a rating!

Pencarian

Berita Terbaru

  • Koperasi Merah Putih Selumit Jadi Percontohan Nasional, Olah Limbah Nelayan Jadi Produk Bernilai Tinggi 4 Juli 2025
  • Kapolda Kaltara Jalin Silaturahmi Lewat Eksibisi Minisoccer dengan Wartawan dan Komnas HAM 4 Juli 2025
  • Kapolda Kaltara Terima Kunjungan Komnas HAM RI, Perkuat Sinergi Penegakan HAM di Kaltara 4 Juli 2025
  • PT Migas Kaltara Jaya dan Medco E&P Tandatangani Perjanjian Pengalihan PI 10% Wilayah Kerja Tarakan 4 Juli 2025
  • Fokus Infrastruktur Pendidikan di Bulungan, Pemkab Alokasikan 24,7 Miliar 4 Juli 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL
© 2025 Facesia.com | All Rights Reserved.
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir