Facesia.comFacesia.comFacesia.com
Font ResizerAa
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Reading: Menggaungkan Kebathilan Moderasi Beragama
Share
Font ResizerAa
Facesia.comFacesia.com
  • FACE TV
  • OFFICIAL
  • HUKRIM
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • NASIONAL
  • INTERNASIONAL
  • ADVETORIAL
Search
  • HOME
  • NEWS
    • NASIONAL
  • ADVETORIAL
    • PEMPROV KALTARA
    • PEMKOT TARAKAN
    • PEMKAB BULUNGAN
    • PEMKAB NUNUKAN
    • PEMKAB MALINAU
    • PEMKAB TANA TIDUNG
  • DPRD
    • DPD RI
    • DPRD KALTARA
    • DPRD TARAKAN
    • DPRD BULUNGAN
    • DPRD NUNUKAN
    • DPRD MALINAU
    • DPRD KTT
  • TNI POLRI
  • POLITIK
  • EKONOMI
  • FACETIGASI
  • OPINI
  • FACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIALFACE TV OFFICIAL
Follow US
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
© 2025 Facesia.com
Advetorial

Menggaungkan Kebathilan Moderasi Beragama

redaksi
redaksi
Published: 25 Januari 2021
Share
5 Min Read
SHARE

Oleh : Apt. Siti Jubaidah., M.Pd
(Dosen STIKES SAMARINDA)



Dua  tahun terakhir, moderasi kembali marak menjadi perbincangan. Terutama sejak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencanangkan tahun 2019 sebagai Tahun Moderasi.
Banyak kegiatan berupa penelitian, seminar, dan karya ilmiah yang mengangkat tema ini, termasuk di tanah air. Bahkan lembaga-lembaga yang menggunakan nama moderasi belakangan banyak bermunculan (TribunKaltim.co, 20/12/20)

Moderasi beragama didengungkan oleh lembaga-lembaga kajian keislaman yang dianggap bagian dari tuntutan zaman dengan embel-embel sebagai islam yang moderat. Fakta sekarang penerapan wawasan moderasi Islam (wasathiyah Islam) di kalangan kaum muslimin di seluruh dunia menjadi kesepakatan antara Menkopolhukan RI Mahfud MD dan Sekjen Rabithah Alam Islam atau World Moslem League (WML) Syekh Abdul Karim Al Issa, di Riyadh (8/12/2020).



Pada kesempatan tersebut, Mahfud MD menyatakan Islam wasathiyah sangat cocok bagi umat Islam di Indonesia yang disebut merupakan laboratorium pluralisme dan toleransi paling efektif di dunia.



Hal ini karena menurut Mahfud, Indonesia merupakan negara berpenduduk muslim terbesar di dunia dengan berbagai agama dan mazhab keagamaan yang sangat lengkap. Semuanya bisa hidup berdampingan (kompas.tv, 9/12/2020).

Sebagai seorang muslim wajib difahami bahwa  kata “toleran”, atau kata “moderat” (wasathiyyah) sering digunakan dengan makna positif untuk mensifati orang-orang yang bisa menerima hal-hal yang  melenceng dalam syari’ah, seperti LGBT, pernikahan sejenis, muslimah menikah dg non muslim, membuka aurat, orang kafir menjadi penguasa dan tidak perlunya hukum syari’ah diterapkan secara formal. Sementara kelompok yang menolak hal tersebut akan dijuluki radikal, fundamentalis yang dianggap berbahaya

Parahnya, klaim tersebut kemudian dijustifikasi dengan dalil dari Al-Quran surat Al-Baqarah ayat 143:

شَهِيدًا عَلَيْكُمْ الرَّسُولُ وَيَكُونَ النَّاسِ عَلَى شُهَدَاءَ لِتَكُونُوا وَسَطًا أُمَّةً جَعَلْنَاكُمْ وَكَذَلِكَ

“Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat yang “wasath” agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Ayat inilah yang sering dipelintir, digunakan tidak pada tempatnya, lalu siapa saja yang mereka cap radikal, fundamentalis dan tidak sesuai dengan selera mereka dianggap telah melanggar ayat ini. Padahal, kata “wasath” memiliki makna yang jauh berbeda dengan apa yang mereka klaim.

Makna Wasath

Padahal tentang ayat ini sudah tepat, kata wasath diterjemahkan menjadi “adil dan pilihan”, bukan diterjemahkan dengan “moderat”. Imam al Qurthubi (w. 671 H) menyatakan:

“al wasath : (maknanya) adalah adil”(Tafsir al Qurthuby, 2/153)

Beliau mengutip hadits hasan sahih riwayat Imam at Tirmidzi:yang artinya :“dari Abu Sa’id al Khudri, dari Nabi ﷺ, tentang perkataan Allah Ta’ala: “Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam) sebagai umat yang “wasath”, Beliau saw mengatakan: (al wasath adalah) adil.”

Menggaungkan opini moderasi dalam beragama ini adalah bathil, karena memaksakan aturan-aturan syari’at dan sudah mengajak kepada kemungkaran yang sangat jelas dengan asumsi toleran dan menganggap islam yang terdahulu sudah tidak dapat digunakan secara formal, padahal jika diteliti lebih dalam justru mereka membuat jargon seperti ini untuk tujuan menjauhkan umat islam untuk mendalami agamanya dan  sibuk menawarkan konsep toleransi, Islam damai dan mengakomodir pluralitas, namun faktanya masif menyerang Islam dan umat Islam. Atas nama agenda deradikalisasi,

Moderasi Islam mereka gunakan salah satu titipan design dari barat dengan target menjauh dari islam politik dan menjadi pengekor keinginan barat. kaum kafir sadar untuk menikam Islam politik yang hadir ditengah umat. Ketakutan ini jika Islam politik hadir, akan membuat umat makin cerdas mengkritisi dan membongkar kebobrokan mereka.  Kebekuan berpikir umat Islam mereka langgengkan dengan jalan moderasi Islam.

Islam dan politik tidak dapat dijauhkan bahkan dipisahkan dari umat karena Nabi Muhammad S.A.W sebagai uswah hasanah dalam mengatur tata Negarapun bedasarkan pada rambu-rambu syari’ah dan politik disini mengatur dalam segala lini kehidupan yaitu : ekonomi, sosial, pendidikan dan lainnya.

Tak dapat dipungkiri proyek liberalisasi dan kapitalisasi dari barat solusinya adalah islam karena ideology islamlah yang memiliki cara pandang berbeda karena bearsal dari Ilahi yang tidak dapat dikompromi untuk kepentingan segolongan justru ideology ini untuk kemaslahatan umat,

Adalah tugas kita, menyadarkan umat akan situasi sebenarnya. Bahwa mereka saat ini ada di antara dua pilihan. Berislam dengan cara barat yang mengundang kemudaratan. Atau istikamah memegang Islam kaffah  (menyeluruh) dan Institusi Khilafah/negara Khilafah, yang menjanjikan kemuliaan. Hanya dengan kesadaran ideologislah, umat akan mampu membaca hakikat kebenaran, bahwa semua yang terjadi di dunia ini, berjalan dalam skenario Allah dalam benturan peradaban yang ujungnya ada pada kemenangan Islam.

Wallahu’alam Bisawab.(*)

Print Friendly, PDF & Email
Share This Article
Facebook Copy Link Print

Pencarian

Berita Terbaru

  • Kapolda Kaltara Ajak Ratusan Ojek Online Jaga Kamtibmas, Deklarasi Damai Digaungkan di Tarakan 19 Oktober 2025
  • Jaga Kondusifitas Kaltara, Kapolda Djati Gandeng Serikat Buruh 18 Oktober 2025
  • Kabidpropam Kaltara Pimpin Gaktibplin di Polres Tana Tidung, 25 Anggota Dites Urine 16 Oktober 2025
  • Kabidpropam Kaltara Beri Warning Keras Siswa Bintara Angkatan 53 dan Staf SPN Malinau 16 Oktober 2025
  • DPRD Kaltara Kawal Rp 53 Miliar DAK, Desak Kejelasan KRIS dan Audit Parkir RSUD Jusuf SK 16 Oktober 2025
- Advertisement -

Advetorial

PT PRI Bekali Mahasiswa UBT di Acara Seminar K3 
ADVETORIAL
MODENA Perkenalkan Chest Freezer Terbaru, Solusi Andal untuk Berbagai Sektor Usaha
ADVETORIAL
PRI Peduli: Gelar Pengobatan Gratis dan Bagikan Bingkisan Natal
ADVETORIAL
Perayaan Nataru di Gereja HKBP Tarakan Berlangsung Semarak, Gubernur Ajak Warga Kaltara Tingkatkan Toleransi dan Kerjasama
ADVETORIAL

Berita Terhangat

OPINI

Mati Suri PERUSDA Nunukan, Warisan Kegagalan Tata Kelola dan Hilangnya Potensi Daerah

29 Agustus 2025
OPINI

Pleno Tanpa Makna

27 Agustus 2025
OPINI

Strategi Komunikasi Pemasaran Ramita Batik Lulantatibu Produk Lokal Nunukan dalam Peningkatan Penjualan

22 Juli 2025
DPRD NUNUKANOPINI

DOB Sebatik Solusi Negara, Bukan Sekadar Wacana Daerah

9 Juli 2025
Previous Next
Facesia.comFacesia.com
© 2025 Facesia.com
  • Pedoman Media Siber
  • Beriklan
  • Policy
  • Redaksi
  • Karir
Welcome Back!

Sign in to your account

Username or Email Address
Password

Lost your password?