TARAKAN – Dunia pendidikan kembali tercoreng dengan ulah tenaga pendidik yang tak patut ditiru. Adalah UM (40) tahun, guru agama di SMK swasta di Kota Tarakan melakukan tindak asusila terhadap muridnya.

Aksi bejat itu UM lakukan ketika jam pulang sekolah. Kasus ini terungkap ketika wali atau orang tua korban melakukan pelaporan ke Unit PPA Polres Tarakan pada Selasa (20/9/2022) lalu.
Dalam rilisnya, Kapolres Tarakan AKBP Taufik Nurmandia melalui Kasat Reskrim Iptu Muhammad Aldi pada Senin (26/9/2022) siang mengatakan, pada Selasa (20/9/2022) sekitar pukul 12.00 wita, pihaknya menerima laporan dari wali atau orang tua korban terkait pelecehan seksual yang dialami putrinya yang baru berusia 17 tahun.
“Pelecehan ini terjadi sekitar bulan Juli dan Agustus 2022 di salah satu SMK swasta di Kota Tarakan. Pelakunya adalah guru agama yang berstatus honorer,” ujarnya.

Berdasarkan laporan yang masuk, pihaknya langsung menindaklanjuti dan melakukan pemanggilan terhadap terlapor. Setelah dilakukan pemeriksaan, termasuk kepada saksi-saksi, didapati motif yang dilakukan terlapor adalah melakukan aksi bejat itu saat jam pulang sekolah pada pukul 17.00 wita.
“Terlapor selalu melakukan dengan modus yang sama. Menarik siswi untuk dibawa ke bawah tangga kemudian ia melancarkan aksinya. Selain anak dari pelapor, ada dua korban lainnya yang mengaku mendapatkan tindakan tak senonoh dari guru ini,” jelasnya.
Saat ini, terlapor sudah ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka.
“Proses saat ini melengkapi pemberkasan,” bebernya.
Akibat ulahnya, UM ditetapkan tersangka dan dikenakan Pasal 81 Ayat 3 juncto Pasal 76D subsider Pasal 82 Ayat 2 juncto Pasal 76D Undagng-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang penetapan PP pengganti UU Nomor 1 Tahun 2016 tentang perubahan kedua atas UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan menjadi UU dan atau Pasal 6 Huruf C dan Pasal 15 Ayat (1) Huruf B UU RI Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual dengan ancaman maksimal hukuman penjara 15 tahun. (sha)