TARAKAN – PT Phoenix Resources International (PRI), bersiap memasuki tahap produksi komersial pada Februari mendatang. Perusahaan yang fokus pada produksi bubur kertas untuk industri kemasan pangan ini telah menyelesaikan tahap commissioning dan saat ini tengah melakukan integrasi sistem serta uji coba pada berbagai unit produksi.

Manager Enviro and License PT PRI Juwendi Jamal mengatakan, Ada beberapa unit juga yang masih terus kami lakukan uji coba sebelum nantinya akan beroperasi secara keseluruhan.
“Mudah-mudahan Februari ini kita sudah bisa beroperasional dengan baik dan menghasilkan produk sesuai dengan yang customer inginkan,” ungkapnya.

Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk kapasitas produksi harian mencapai 1.200 ton, PT PRI menargetkan pasar ekspor untuk produk bubur kertas foodgrade-nya. Bahan baku utama berasal dari kayu yang bersumber dari Kalimantan Timur.
“Pemasaran memang di lakukan luar negeri, dengan bahan baku yang juga kami ambil dari luar Kaltara,” jelasnya.
Selain itu, PT PRI juga berkomitmen untuk menjaga kelestarian lingkungan dengan menerapkan sistem pengelolaan limbah yang sesuai dengan standar. Perusahaan akan mengolah limbah cair, gas, dan padat sebelum dibuang, sehingga tidak mencemari lingkungan sekitar.
“Untuk jenis limbah cair, kita akan melakukan proses panjang dengan sistem yang terintegrasi teknologi sebelum nantinya akan dibuang ke laut,” tuturnya.
Sama halnya dengan limbah gas yang nanti dihasilkan saat beroperasional. Kata Juwendi Jamal nantinya limbah gas ini akan melakukan penyaringan dengan filter penyaring debu.
“Agar nantinya yang dikeluarkan hanya udara bersih setelah dilakukan proses pengolahan limbah debu,” ucapnya.
Sedangkan untuk limbah padat PRI, akan melakukan penimbunan limbah, di mana limbah tersebut harus sesuai standar yang ditentukan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sehingga nantinya dapat dilakukan penimbunan limbah padat.
“Kami memang terus diawasi oleh pemerintah dalam pengolahan limbah ini, jika tidak sesuai standar yang ditentukan maka bisa saja kami ditegur bahkan bisa lebih dari itu,” ungkapnya.
Ditanyakan terkait kebutuhan air dalam pengoperasian PT PRI, kata Juwendi nantinya tidak menggunakan air dari PT PDAM, sebab kebutuhan air cukup banyak sehingga PRI melakukan proses penyulingan dari air asin menjadi air tawar.
“Karena memang kebutuhannya besar sehingga kami lakukan secara mandiri,” pungkasnya. (nri)