TARAKAN – Penjabat (PJ) Wali Kota Tarakan membantah adanya perintah darinya kepada pihak pengawal pribadi (walpri) untuk menginstruksikan petugas Satpol PP melakukan pencabutan baliho di Perumahan Griya Oke, perumahan DP nol persen milik PT Meridhal Khair Bersaudara.
Ini disampaikan PJ Wali Kota Tarakan, Dr Bustan saat diwawancarai awak media pagi tadi usai kegiatan Apel Hari Otonomi Daerah.
PJ Wali Kota Tarakan mengungkapkan bahwa ia tak perna mengeluarkan perintah pencabutan. “Saya muslim, lillahitaala tidak ada. Saya memang melihat video Pak Khairul ada bahasa-bahasa mengarah ke saya, tapi saya akan selalu berpikir positif saja,” tegasnya.
Ia menegaskan hanya ingin bekerja dengan baik, ingin fokus dan jelas apa yang bisa ia kerjakan maka ia kerjakan.
Beberapa kali awak media mengulang pertanyaan apakah ada perintah darinya sehingga walpri memerintahkan ke petugas satpol PP melakukan pencabutan dan perusakan. Bustan menyebutkan bahwa walpri sendiri dalam kondisi sakit.
“Ketika acara malam, dia sakit kena hujan. Walaupun fisik dia lebih muda daripada saya, kalah fisiknya dengan saya. Saya tetap prima saja, doakan. Saya tidak mau mendengar kiri dan kanan, kita cobalah berpikiran positif saja kepada siapapun,” harapnya.
Sehingga lanjutnya energi positif muncul. Kembali ditanyakan apakah sudah mengkonfirmasi ke walpri apakah ada menyuruh petugas satpol PP yang sedang melakukan pengawalan saat itu, ia justru menjawab bahwa ia hanya meminta walpri menjaga keamanan dirinya dan keluarga.
“Saya rasa walpri kan sudah ada LO. Jadi secara resmi, kita resmi dari Pemkot untuk mengirim walpri dari Danrem dan Polda. Dari polda juga ada karena tahun politik. Mungkin juga ada kadang-kadang kita bekerja baik aja bisa mungkin tidak baik,” ujarnya.
Kembali ditanyakan mengenai apa alasan walpri menurunkan instruksi memberikan atensi pelepasan baliho. Pj Wali Kota Tarakan mengungkapkan ia tak bisa berasumsi apapun.
“Saya tidak bisa berasumsi apapun. Mungkin nanti tim saya kali mungkin, tim OPD saya ada Satpol PP saya panggil juga. Yang jelas satu ucapan pun tidak ada. Saya bisa pastikan, saya punya adab, saya punya etika, saya orang timur, kita punya adat. Saya baru saja berkunjung ke Museum, dan ke perpustakaan minta kawan. Perpustakaan berbenah membersihkan lingkungannya,” ujarnya.
Yang rumputnya tidak enak dipandang mata, ia juga langsung masuk ke ruangan. Ia juga di keterangan yang disampaikan tadi minta jangan dipelesetkan. “Saya melihat ada foto Pak Dokter Khairul masih bertuliskan Wali Kota Tarakan, saya dengan adab saya panggil kepala museum, saya bilang, ini foto dikasih tulisan Wali Kota Tarakan periode sekian. Tolong karena di situ saya minta dihargai, saya ditunjuk oleh Mendagri, jadi tolong foto saya dipasang,” harapnya.
Ia memanggil baik-baik agar foto wali kota sebelumnya dituliskan tambahan wali kota periode dan kemudian di sebelahnya untuk ditempelkan foto dirinya sebagai Pj Wali Kota Tarakan.
“Karena saya resmi penugasan dari Mendagri. Saya bukan 10 bulan SK-nya. Tapi saya satu tahun,” pungkasnya. (*)