SETELAH melakukan penyerahan secara simbolis bantuan langsung tunai (BLT) Pemprov Kaltara dan zakat dari BAZNAS Provinsi Kaltara di Pelabuhan Tengkayu 1, Selasa (19/5) siang, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie melakukan peninjauan ke kawasan nelayan di Jembatan Bongkok, Kelurahan Karang Anyar Pantai.
Salah satu hal yang menjadi sorotan Irianto, adalah kondisi jalan lingkungan yang sudah banyak mengalami kerusakan. “Saya menginstruksikan kepada DPUPR-Perkim Kaltara untuk mengalokasikan dana guna perbaikan jalan lingkungan tersebut sehingga layak untuk dijalani orang maupun kendaraan bermotor,” ucap Gubernur.
Irianto menekankan, meski di masa pandemi Covid-19, sedianya kegiatan pengerjaan fisik seperti perbaikan jalan atau lainnya tetap dapat direalisasikan. Namun dengan tetap mengedepankan protokol kesehatan.
“Jadi, artinya kegiatan perbaikan jalan lingkungan di wilayah Jembatan Bongkok ini, dapat segera direalisasikan,” jelas Irianto.
Selain itu, Gubernur juga meninjau kegiatan Tambak Penelitian-Pengembangan (Litbang) dan Mini Hatchery Koperasi Produsen Nelayan Kaltara di Kelurahan Karang Anyar Pantai. Tambak Litbang-Mini Hatchery ini, dikelola dengan kerjasama antara Koperasi Produsen Nelayan Kaltara dengan Balai Besar Perikanan Budidaya Air Payau Jepara Ditjen Perikanan Budidaya KKP serta Universitas Borneo Tarakan (UBT).
“Di fasilitas tersebut, dilakukan pembibitan udang tambak berkualitas baik. Jadi, mulai dari penyediaan pakan hingga proses pemeliharaan bibit dilakukan dengan teknik-teknik tertentu sehingga memungkinkan dihasilkannya bibit yang unggul,” urai Gubernur.
Setidaknya, dalam satu drum pembibitan, ada 300 ribu bibit yang dipelihara. Nah, bibit tersebut, saat dinyatakan siap untuk ditabur di tambak, akan dijual kepada anggota Koperasi Produsen Nelayan Kaltara. Jumlahnya ada sekitar 40 orang. “Fasilitas ini juga sempat akan dikunjungi Presiden Joko Widodo saat melawat ke Kaltara, tahun lalu. Karena membuat Presiden penasaran, lantaran mampu menghasilkan bibit udang berkualitas baik. Namun, tidak sempat karena keterbatasan waktu,” tutup Irianto.(humas)