MENGINGINKAN kesetaraan sosial, itulah harapan terbesar dalam komunitas Sahabat Intuders. Komunitas yang satu ini belum lama terbentuk. Bahkan kegiatan yang dilakukan dengan membagikan batuan sembilan bahan pokok (sembako) kepada masyatakat kurang mampu baru berlangsung sekitar dua bulan terakhir.

Sekretaris Sahabat Intruders, Irmanzah mengatakan, kegiatan yang telah mereka lakukan selama ini merupakan panggilan nurani setelah melihat banyaknya keluarga yang kurang mampu. Hingga saat ini, ada sekitar tujuh keluarga yang telah mendapat bantuan dari Sahabat Intruders.
“Iya ini (Sahabat Intruders, Red.) masih baru. Baru saja terbentuk. Tapi alhamdulillah kita sudah melakukan beberapa kegiatan membantu masyarakat yang kurang mampu,” ungkapnya.
Irmanzah menuturkan, bahwa langkah yang mereka lakukan saat ini masih merupakan bantuan dari individu pengurus Sahabat Intruders untuk berbagi. Dia mengaku, akan terus menjalankan kegiatan tersebut.
Sementata itu, Irmanzah menjelaskan, belum ada kriteria khusus bagi mereka yang mendapat bantuan dari Sahabat Intruders. Namun pendataan bagi masyarakat kurang mampu akan dilakukan Sahabat Intruders dan ditetapkan didalam komunitas tersebut.

“Belum ada kriteria khusus yang dinilai kurang mampu. Hanya kesepakatan kami di Sahabat Intruders kalau memang dirasa patut untuk mendapatkan bantuan, kita bantu,” terangnya.
Dia berharap, kepekaan sosial antar pengurus Sahabat Intruders terus bertumbuh dan terus berlanjut untuk membantu masyarakat yang kurang mampu. “Semoga kedepan yang telah kami lakukan dapat terus berjalan untuk saling membantu,” pungkasnya.
Irmanzah menambahkan, visi yang ingin dibangun oleh Sabahat Intruders adalah ingin menjadi pelopor bagi orang-orang yang tidak bisa secara langsung untuk berbuat baik. Yakni dengan cara open donasi.
“Kami melakukan open donasi secara langsung di lesehan Aqiil berupa fisik seperti baju, buku, selimut bekas. Yang ingin menyalurkan donasi namun tidak sempat berkunjung kami menyiapkan rekening komunitas,” ujarnya.
Menurutnya, open donasi ini sekaligus memanggil masyarakat agar lebih peka dengan orang di sekitar mereka. Sebab, masih ada masyarakat yang tinggal di dalam gubuk karung, nenek-nenek yang tinggal sebatang kara di daerah tertinggal juga anak kecil yang sakit parah.
“Intinya yang kami lakukan ini hanya untuk memberi gambaran bahwa masih ada orang susah di sekitar kita, dan semoga menjadi dorongan bagi masyarakat lain untuk lebih peduli sekaligus membantu sesama,”pungkasnya. (*)