TARAKAN – Kota Tarakan merupakan salah satu kota di Provinsi Kalimantan Utara. Sebagai sebuah kota dengan kondisi pulau yang dikelilingi perairan, tanaman bakau bukanlah hal yang asing bagi masyarakat kota Tarakan terkhususnya daerah pesisir pantai, seperti daerah Kelurahan Amal Lama.
Pantai Amal Lama di Kelurahan Amal Lama merupakan salah satu wilayah pesisir pantai yang menjadi kawasan objek wisata yang ada di Kota Tarakan. Selain dijadikan sebagai kawasan objek wisata, Pantai Amal Lama juga menjadi kawasan tempat tinggal masyarakat yang mata pencaharian utamanya adalah nelayan dan pengelola rumput laut. Tanaman bakau yang ada di sekitaran pesisir daerah Pantai Amal Lama juga menjadi bahan papan yang umum digunakan masyarakat dalam membuat bangunan dan peralatan hidup.
Namun sayangnya, sejak tahun 2021, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM), kondisi hutan mangrove di Kalimantan Utara (Kaltara) masuk dalam kategori kritis. Hal ini disebabkan adanya pembukaan lahan untuk kawasan pertambakan. Di sisi lain, banyak kayu bakau yang digunakan untuk membuat bangunan. Saat dikonfirmasi, menilai dari pantauan satelit hutan bakau atau mangrove telah mengalami pengurangan pesat setiap tahunnya. Hal ini diungkapkan Kepala BRGM Hartono saat berkunjung ke Kawasan Konservasi Mangrove dan Bekantan (KKMB) Kota Tarakan, Selasa tanggal 01 Juni 2021.
Melihat kondisi ini, Sobat Bumi Universitas Borneo Tarakan tergerak untuk melakukan aksi Tanam Mangrove yang berlokasi di Jambore, Pantai Amal Lama sebagai bentuk nyata pemulihan habitat kawasan mangrove serta meminimalisir potensi abrasi di sekitar pesisir pantai yang ada di kota Tarakan. Selain itu, aksi ini juga dilanjutkan dengan Aksi Edukasi tentang kepedulian terhadap lingkungan kepada siswa/i SMP Negeri 1 Tarakan dengan harapan bahwa siswa/i yang diedukasi akan memiliki bekal pengetahuan dan kepedulian yang cukup terhadap isu lingkungan yang ada dan dapat menjadi generasi muda yang siap mengawal dan mengemban masa depan kota Tarakan. Bersama kami dalam menjalankan kedua aksi ini adalah kawan-kawan dari Komunitas Pencinta Alam Liar (KPAL) Tarakan.
Aksi Tanam Mangrove dilaksanakan pada hari Kamis, 21 Desember 2023. Pukul 08.00 WITA tim Sobat Bumi UBT bersama KPAL Tarakan melakukan pengambilan bibit pohon bakau yang tumbuh liar di kawasan belakang Masjid Islamic Center, Kampung 4 dan daerah Lingkas Ujung dimana lokasi ini juga menjadi salah satu titik pertumbuhan hutan mangrove meskipun tidak bersentuh langsung dengan laut. Setelah 250 bibit terkumpul, tim Sobat Bumi UBT dan KPAL bergegas menuju lokasi penanaman mangrove di kawasan Jambore, Pantai Amal Lama. Bibit pohon bakau yang baru dicabut harus segera ditanam, karena sifat pohon bakau yang mudah stress dan mudah layu/mati setelah jangka waktu tertentu jika telah dicabut dari habitatnya. Tim kami sampai di lokasi penanaman sekitar pukul 10.00 WITA dan mulai melakukan penanaman 15 menit setelah beristirahat sejenak. Terik matahari dan cuaca yang panas tak menghalangi niat dan menyurutkan niat kami, satu demi satu bibit pohon bakau berhasil kami tanam hingga aksi pertama ini selesai sekitar pukul 11.30 WITA.
Aksi Edukasi dilaksanakan pada hari Jum’at, 22 Desember 2023. Pukul 08.00 WITA tim Sobat Bumi dan KPAL Tarakan telah tiba di titik kumpul di SMP Negeri 1 Tarakan. Setelah semua personalia siap, kami diarahkan oleh salah satu perwakilan sekolah menuju kelas yang telah ditetapkan untuk menjadi target edukasi kami. Di dalamnya terdapat lebih dari 30 siswa/I yang telah siap menunggu materi edukasi yang akan kami sampaikan. Raut wajah bahagia dan antusias terpancar setelah kami memasuki ruang kelas. Edukasi mulai kami laksanakan pada pukul 08.45 WITA setelah melakukan bincang-bincang ringan dengan adik-adik sekolah untuk mencairkan suasana. Materi yang Sobat Bumi UBT bawakan berorientasi seputar pembahasan mengenai isu lingkungan pemanasan global (global warming), efek rumah kaca, upaya mengurangi emisi gas rumah kaca, dan peranan hutan mangrove untuk lingkungan untuk mengatasi masalah-masalah yang telah dibahas sebelumnya. Materi yang dibawakan oleh KPAL Tarakan merupakan diskusi dan cerita tentang pengalaman untuk membangkitkan semangat siswa/i untuk bisa melakukan aksi nyata dalam kepedulian terhadap lingkungan. Di penghujung pertemuan kami, tim Sobat Bumi UBT dan KPAL Tarakan memberikan quiz berhadiah kepada adik-adik yang berhasil menjawab pertanyaan dengan tepat.
Dari aksi-aksi yang telah kami lakukan, kami berharap apa yang telah kami upayakan dapat memiliki nilai manfaat bagi bumi, lingkungan, masyarakat, dan terkhususnya untuk diri kami pribadi. Semoga dari aksi ini akan melahirkan aksi-aksi baru yang bergerak di poros serupa dengan membawa dampak positif yang lebih besar kedepannya. Kami dari Sobat Bumi UBT dan KPAL Tarakan bersorak “Cintai Bumi! Selamatkan Bumi! Lestari!” (*)