TARAKAN – Sistem pembayaran Bank Indonesia (SPBI) di Kalimantan Utara (Kaltara) menunjukkan kinerja yang positif pada Februari 2025. Layanan BI-Fast mengalami lonjakan transaksi yang signifikan, sementara penggunaan Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus meningkat.
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Kaltara, Hasiando Ginsar Manik, mengungkapkan bahwa nilai transaksi BI-Fast pada Februari 2025 mencapai Rp3,20 triliun, meningkat pesat dari Rp1,19 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. Volume transaksi juga melonjak dari 452 ribu menjadi 1,48 juta transaksi.
“Peningkatan ini menunjukkan bahwa BI-Fast semakin diminati oleh masyarakat Kaltara karena kemudahan dan kecepatannya dalam bertransaksi,” ujar Hasiando.
Di sisi lain, transaksi melalui Bank Indonesia Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) dan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami kontraksi. Nilai transaksi BI-RTGS turun 44,41% menjadi Rp 0,80 triliun, dan volume transaksi turun 23,68 persen menjadi 4,99 ratus transaksi. Sementara itu, nilai transaksi SKNBI turun 2,58 persen menjadi Rp 305 miliar, dan volume transaksi turun 10,58 persen menjadi 5,67 ribu transaksi.
“Kontraksi pada BI-RTGS dan SKNBI ini perlu dianalisis lebih lanjut untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhinya,” kata Hasiando.
Sementara itu, penggunaan QRIS di Kaltara terus menunjukkan tren positif. Jumlah merchant QRIS meningkat menjadi 97.199 pada Januari 2025, bertambah 1.830 merchant dari Desember 2024. Jumlah pengguna baru QRIS juga bertambah 652 orang, sehingga total pengguna QRIS di Kaltara mencapai 122.089 orang.
“Peningkatan jumlah merchant dan pengguna QRIS ini menunjukkan bahwa masyarakat Kaltara semakin familiar dan nyaman dengan pembayaran digital,” tutur Hasiando.
KPwBI Kaltara akan terus mendorong penggunaan sistem pembayaran yang efisien, aman, dan andal untuk mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. (*)