TARAKAN – BMKG Kota Tarakan mengeluarkan peringatan dini terkait potensi banjir rob yang dapat terjadi pada malam pergantian tahun baru. Fenomena alam ini diperkirakan akan terjadi akibat pengaruh bulan baru yang menyebabkan peningkatan tinggi muka air laut.

Kepala BMKG Kota Tarakan, M. Sulam Khilmi, menjelaskan bahwa puncak pasang air laut diperkirakan terjadi pada pukul 19.00 hingga 21.00 WITA malam ini, dan kembali pada dini hari sekitar pukul 04.00 hingga 08.00 WITA. Kenaikan air laut ini bisa mencapai 1 hingga 3 meter di atas normalnya.

“Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir, terutama di sekitar pelabuhan dan tambak, diimbau untuk tetap waspada dan siaga,” ujar Khilmi.
Jika banjir rob terjadi bersamaan dengan hujan, dimungkinkan potensi banjir terulang. Dari penjelasan ilmiah bahwa pada akhir tahun tahun tanggal 31 Desember 2024 hingga 1 Januari 2025, akan terjadi fenomena bulan baru. Dimana kondisi bulan berada pada jarak terdekatnya dari bumi sehingga akan meningkatkan ketinggian muka air laut atai water level dan pasang surut.
Adanya perubahan ketinggian muka air laut ini berdampak pada aktivitas masyarakat di sekitar pelabuhan dan pesisir seperti aktivitas bongkar muat di pelabuhan, aktivitas masyarakat di permukaan pesisir serta aktivitas tambak dan rumput laut di wilayah Kaltara.
“Berdasarkan pantauan prakiraan model ketinggian air laut atau water level dan pasang di wilayah Kaltara dapat meningkat 1 meter sampai 3 meter. Masyarakat diimbau untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari peningjatan ketinggian pasang air laut ini dan selalu memperhatikan informasi terkini dari BMKG,” ujarnya.
Lebih lanjut M. Sulam Khilmi menjelaskan,
diperkirakan ketinggian maksimal 3 meter dari normalnya permukaan air laut. Dalam 24 jam ada dua kali potensi pasang. Air pasang terjadi awal bulan Hijriah dan pertengahan bulan Hijriah. Bulan baru dan bulan maksimal, potensi kejadian meningkatnya permukaan air laut atau banjir rob.
“Untuk maksimal 3 meter dijelaskan bahwa fase bulan, ini fase bulan terdekat, artinya ini akan memaksimalkan potensi gaya tarik bulan terhadap air laut itu. Jadi ketika bulan terdekat dengan bumi, ini akan meningkatkan potensi kenaikan air laut,” jelasnya.
Sehingga sekali lagi ia mengimbau
masyarakat yang beraktivitas di pesisisir bisa mewaspadai kenaikan muka air laut. Air pasang, secara teori dan fakta setiap tahun meningkat. Pantauan beberapa bulan lalu terjadi banjir air pasang terparah.
“Karena kita mengalami global warming sehingga permukaan air laut mengalami kenaikan perlahan setiap waktu jika manusia tidak bisa menghentikan laju perubahan. Bisa dengan mencegah laju pemanasan global,” paparnya. (nri)



