Dari 69,11 Persen, Rasio Elektrifikasi Ditargetkan Capai 99,9 Persen
Pemenuhan listrik di Kaltara difokuskan layanan akses ke masyarakat pedesaan yang belum terjangkau listrik. Namun demikian, tantangannya cukup besar. Lantaran masih minimnya akses transportasi, serta kondisi geografis yang sulit.
REDHA FITRI, Humas Provinsi Kaltara
UNTUK mencapai peningkatan rasio elektrifikasi, Gubernur Kaltara Dr H Irianto Lambrie mengamanatkan agar dijalin kolaborasi dengan pemerintah pusat melalui sejumlah program yang telah bergulirkan.
Berdasarkan catatan Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Kaltara, rasio elektrifikasi Kaltara pada 2017 mencapai 69,11 persen. Setahun kemudian naik menjadi 71,98 persen dan di 2019 meningkat lagi menjadi 77,74 persen. “Melihat tren kenaikan ini, saya merasa optimis bisa memenuhi target 99,9 persen elektrifikasi pada akhir 2020,” kata Gubernur.
Salah satu program yang dijalankan untuk memenuhi target itu, adalah melalui program Lampu Tenaga Surya Hemat Energi (LTSHE) di desa-desa. “Salah satu tantangan yang harus dihadapi adalah, penyebaran permukiman penduduk yang berjarak sangat jauh sehingga membutuhkan aliran listrik yang sangat panjang dan jalan yang masih sangat sulit diakses,” jelas Irianto.
Diakui Gubernur, pemenuhan kebutuhan listrik di Kaltara memang bukan pekerjaan mudah. “Untuk target per tahun 2020, sesuai dengan Rencana pembangunan Jangka Menengah (RPJMN), rasio elektrifikasi ini sedang diformulasikan dapat meningkat di tahun berikutnya. Hal ini dikarenakan mengejar target rasio elektrifikasi ini terbilang tidak mudah,” urai Irianto.
Peningkatan rasio elektrifikasi juga masih mengandalkan kinerja PT Perusahaan Listrik Negara (PLN). Dikarenakan, PLN sebagai penyedia tenaga listrik (UPTL) sedang lakukan pembangunan jaringan listrik baik tegangan rendah maupun menengah, dan saluran tegangan tinggi.
Guna mengejar rasio elektrifikasi yang tersisa, selain berkolaborasi dengan program pusat, Pemprov melakukan upaya lain, yaitu mendorong percepatan pembamngunan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) yang diharapkan mampu meningkatkan rasio elektrifikasi.
Kini juga tengah berproses sejumlah pembangunan pembangkit di Kaltara. Yakni, PLTMG di Sungai Jepun (Nunukan), PLTU di Malinau. Lalu, di Tanjung Selor juga sedang ada pembangunan PLTU dan PLTMG. Bahkan untuk PLTMG Gunung Seriang Tanjung Selor, daya 7 Megawatt (MW) sudah mulai dioperasikan sejak akhir 2019 lalu. Program lainnya, adalah membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terpusat di beberapa desa, terutama di daerah 3T.(Humas)