TARAKAN – Polemik di internal Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kaltara yang membetot perhatian warga belakangan ini belum juga usai. Padahal, sejumlah pihak sudah dipertemukan dan sepakat tidak lagi meributkan perihal upaya salah seorang Pengurus PWPM Kaltara, Fajar Mentari melaporkan ketua tim sukses pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara ke polisi.
Dikonfirmasi perihal ini, Fajar Mentari tak menampik ada rasa kecewa dengan hasil pertemuan mereka yang ternyata tak sesuai kesepakatan. Bahkan, dia merasa sejumlah oknum PWPM Kaltara justru mendiamkan kasus tersebut dengan memojokkan dirinya yang juga pengurus inti PWPM Kaltara di salah satu media di Kaltara.
“Tanpa mengurangi rasa hormat saya. Sebatas meluruskan apa yang menjadi dasar pertimbangan saya untuk mempolisikan perkara ini. Pertama, saya pastikan bahwa flyer banner yang mencantumkan identitas dan foto Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah (Ketum PPPM) adalah melanggar aturan organisasi,” tegas Fajar dalam pernyataan tertulisnya.
BACA JUGA : Pelantikan PWPM Kaltara Dirangkaikan Orasi Kebangsaan
BACA JUGA : Penikam Ulama Diduga Gila, MUI Kaltara Minta Aparat Berwenang Bertindak
Kedua, kata Fajar, jika di dalam foto kandidat bersama rekan-rekannya di Pemuda Muhammadiyah mengacungkan dua jari sebagai simbol dukungan ke salah satu pasangan calon, itu spontanitas dan murni atas nama pribadi. “Saya sudah melihat fotonya. Kalaupun mereka kebetulan memang mendukung, toh tidak semua mengacungkan jari. Yang mengacungkan jari juga bukan dari unsur pimpinan, dan tidak mengenakan almamater resmi,” terang Fajar.
Dia kemudian mempertanyakan standar penilaian bahwa Muhammadiyah mendukung salah satu pasangan calon. Seharusnya, kata Fajar, semua pihak paham aturan main dalam berorganisasi sehingga bisa membedakan mana yang sifatnya pribadi dan yang mana bersifat kelembagaan.
“Ketiga, secara pribadi, saya tidak masalah jika ada rekan-rekan PM yang ‘melacur’, tapi jangan bawa-bawa lembaga dong. Terlebih lagi disertakan foto Ketum PPPM,” katanya.
Semua berangkat dari munculnya foto salah satu salah satu pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Kaltara di flyer dan banner Ketua Umum Pemuda Muhammadiyah, Sunanto. Menurut Fajar, kata atau tulisan yang letaknya dekat dengan foto seseorang, biasanya identik dengan orang yang di foto tersebut. Begitu juga dengan tulisan ‘Lanjutkan 2 Periode’ yang letaknya berada sangat dekat di bawah foto Cak Nanto tersebut.
BACA JUGA : Organisasi Muhammadiyah Salurkan Bantuan Sembako di Kaltara
“Tapi sebenarnya bukan itu yang menjadi pokok perkara utamanya. Yang paling subtansi itu, karena ada postingan bernarasi kampanye dengan menyertakan simbol-simbol PM. Dan yang mempostingnya itu adalah ketua tim paslon,” katanya.
Namun disayangkan Fajar, ada oknum kader Muhammadiyah justru memojokkan dirinya dengan menyebutnya sewot atas peristiwa yang terjadi di internal PWPM Kaltara. Seharusnya, kata dia, sebagai sesama pengurus inti PWPM Kaltara, dia harus mendapatkan dukungan penuh lantaran peduli pada organisasi yang ‘disakiti’ oknum tertentu. Dia bahkan kembali menegaskan bahwa dirinya melaporkan pihak yang membawa Muhammadiyah dalam politik praktis sudah mendapat mandat dari PPPM.
“Artinya saya bicara mewakili PPPM (Pengurus Pusat Pemuda Muhammadiyah). Jadi menjadi konyol jika kemudian ada yang mengatakan hal ini murni mewakili saya pribadi. Artinya, PWPM sudah membangkang jika tidak sinergi dengan PPPM. Itu kan tindakan memalukan,” tegasnya.
Dikonfirmasi terpisah, Ketua Pengurus Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kaltara, Afandi Kamaruddin mengaku konflik internal tersebut sudah selesai dan merupakan hal biasa dalam berorganisasi. Namun, dia mengaku tak tahu masalah tersebut masih berlanjut dan ramai di media.
“Saya tak tahu itu (masalah di internal PWPM Kaltara belum selesai). Yang jelas, sudah klir itu kemarin. Sudah tidak ada masalah. Tidak ada lagi persoalan. Artinya itu urusan internal,” ungkapnya.
Afandi menjelaskan, saat masalah itu mencuat ke publik, dia dan Sekretaris PWPM Kaltara, Riskiyanto serta Fajar Mentari yang merupakan salah seorang wakilnya di PWPM Kaltara sudah bertemu. Pertemuan tersebut ditengahi oleh Ketua Pengurus Daerah Muhammadiyah Kaltara, Haji Syamsi Sarman.
“Intinya, kita menganggap itu internal. Persoalan kalau ada lagi keluar, itu sudah bukan, itu sudah di luar keputusan kemarin (yang disampaikan) dengan ayahanda (Haji Syamsi Sarman),” jelasnya. (*)
