NUNUKAN – Pemerintah Kabupaten Nunukan selama masa jabatan Bupati Asmin Laura Hafid menunjukkan kemajuan signifikan dalam sektor kesehatan, dengan angka harapan hidup yang meningkat dari 71,25 persen pada tahun 2017 menjadi 71,42 persen pada tahun 2023.
Di masa jabatan Bupati Laura pencapaian ini terus terlihat oleh penurunan angka kematian ibu dari 196,2 per 100 ribu kelahiran hidup menjadi 64,68 per 100 ribu kelahiran hidup. Selain itu, prevalensi stunting juga menurun dari 27,1 persen menjadi 15,8 persen pada tahun 2023.
“Pada tahun 2017, Kabupaten Nunukan hanya memiliki satu rumah sakit. Namun, berkat komitmen tinggi untuk meningkatkan pelayanan kesehatan, saat ini telah tersedia empat rumah sakit yang terakreditasi paripurna, termasuk RSUD Nunukan dan Rumah Sakit Pratama Sebuku, di Pulau Sebatik serta di wilayah Krayan. Jumlah Puskesmas juga meningkat, dengan total 19 unit pada tahun 2023, naik dari 16 unit pada tahun 2015. Dari jumlah tersebut, 14 Puskesmas telah terakreditasi paripurna, menunjukkan peningkatan kualitas layanan kesehatan yang dilakukan Pemerintah Daerah,”kata Bupati Laura.
Dalam upaya memperluas jangkauan pelayanan, sambung Laura, pemerintah daerah juga melakukan relokasi Puskesmas Atap dan membangun Puskesmas baru di Kecamatan Krayan Tengah. Tenaga kesehatan di Kabupaten Nunukan juga mengalami peningkatan yang signifikan.
“Jumlah dokter umum, dokter spesialis, dan dokter gigi mencapai 123 orang, sementara tenaga keperawatan meningkat menjadi 464 orang dari sebelumnya 211 orang pada tahun 2016. Tenaga kebidanan juga meningkat menjadi 330 orang, dari 94 orang di tahun 2016. Pemerintah daerah terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dengan berbagai program, termasuk kerjasama dengan BPJS Kesehatan untuk memperluas cakupan pelayanan,”sebut Laura.
Selain itu, program ambulance udara dan ambulance sungai mulai digulirkan untuk mempermudah akses layanan kesehatan bagi masyarakat di daerah terpencil.
“Ambulance udara, yang dimulai pada tahun 2020, menjangkau lima kecamatan di wilayah Krayan, memberikan layanan kesehatan dengan dokter spesialis di wilayah-wilayah yang sulit dijangkau. Atas semua upaya ini, Kabupaten Nunukan menerima berbagai penghargaan, termasuk Universal Health Coverage (UHC) Award dari Wakil Presiden Republik Indonesia serta sertifikat bebas frambusia dari Kemenkes RI, sebagai pengakuan atas capaian dalam menjamin kesehatan masyarakat. Dalam kurun waktu 2017 hingga 2023, Kabupaten Nunukan juga menerima penghargaan sebagai Kabupaten Sehat dengan predikat Swasti Saba Padapa, Swasti Saba Wiwerda, dan Swasti Saba Wistara, sebagai bentuk apresiasi atas pencapaian kinerja pembangunan di bidang kesehatan,”ungkap Laura.
Lebih lanjut Laura mengatakan, sejalan dengan sektor pendidikan, indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga menunjukkan perkembangan positif, dengan pengeluaran per kapita mengalami peningkatan.
“Hingga tahun 2023, pengeluaran per kapita masyarakat Kabupaten Nunukan mencapai 1 juta 494 ribu 554 rupiah per bulan,”tuturnya.
Dengan berbagai pencapaian ini, Kabupaten Nunukan berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan kesehatan demi kesejahteraan masyarakat. (*)