
WASHINGTON – Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat angkat bicara dan menyatakan pihaknya tak mencapai kesimpulan yang tepat mengenai apa yang menyebabkan ledakan 4 Agustus di pelabuhan Beirut. Akibatnya membunuh hampir 200 orang dan menyebabkan kerusakan dengan kerugian senilai miliaran dolar.




Badan-badan pemerintah AS dan Eropa yang mengikuti dari dekat penyelidikan-penyelidikan terhadap ledakan itu sangat yakin bahwa ledakan itu peristiwa kebetulan.
Baca juga : Kafe di China Didenda Rp 4,3 Miliar Akibat 123 Juta Order Palsu



Baca juga : Justin Bieber Rilis Sepatu Crocs Seharga Rp 884 Ribu, Dijual Terbatas



“Tak ada kesimpulan sedemikian yang dicapai,” juru bicara FBI mengatakan kepada Reuters lewat surel. Dia mengutip pernyataan sebelumnya bahwa badan AS itu mengatakan pihaknya akan “memberi para mitra Lebanon kami bantuan investigatif” dalam penyelidikan mereka.



“Pertanyaan-pertanyaan lebih jauh harus diarahkan ke pihak-pihak berwenang Lebanon sebagai investigator-investigator yang di depan,” kata juru bicara itu.



Media Lebanon pada Selasa melaporkan bahwa laporan FBI mengenai ledakan itu diserahkan ke seorang hakim Lebanon pada Senin. FBI enggan berkomentar mengenai laporan-laporan itu.



Baca juga : Prabowo Sebut Kerusuhan Demo UU Ciptaker Ditunggangi Asing
Baca juga : Kafe Bertema Kastil Abad Pertengahan Ada di Bandung
Dua sumber pemerintah AS yang mengetahui laporan resmi dan analisis mengenai kejadian itu mengatakan bahwa badan-badan AS juga kebanyakan percaya bahwa ledakan itu, yang melibatkan amonia nitrat dalam jumlah besar yang disimpan di sebuah bangunan pelabuhan selama bertahun-tahun, merupakan sebuah kecelakaan.
Satu sumber pemerintah Eropa yang mengetahui laporan dan analisis intelijen mengatakan para ahli Eropa yang resmi juga menilai bahwa ledakan itu peristiwa kebetulan alias kecelakaan. (ant/*ny)