TARAKAN – Harga BBM bersubsidi secara resmi telah dinaikkan oleh pemerintah pusat pada Sabtu (3/9/2022) kemarin. Hal ini pun memicu banyak polemik di masyarakat hingga mahasiswa.
Menyikapi hal tersebut, mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Sedarah (September Berdarah) turun ke jalan dan berakhir demo di Kantor DPRD Kota Tarakan. Dicky, koordinator Aliansi Sedarah membacakan 7 tuntutan terkait demo hari ini.
“Menolak kenaikan dan penghapusan subsidi BBM, meminta pemerintah untuk merevisi Perpres nomor 69 2021 perubahan atas Perpres nomor 191 tahun 2014 tentang penyediaan, pendistribusian dan harga jual eceran bahan bakar minyak,”bebernya.
Selanjutnya, usut dan tangkap mafiah BBM di Kaltara, bentuk satgas independen pengawasan BBM bersubsidi, usut tuntas permasalahan limbah pertamina di Karang Harapan yang merusak pertanian warga, atasi kelangkaan BBM, serta meminta transparansi jumlah distribusi subsidi BBM di Tarakan.(sha)