JAKARTA – Gunung Kerinci menjadi salah satu pendakian di Jambi yang jadi favorit wisatawan lokal bahkan mancanegara. Traveler yang sudah rindu bisa menuju Gunung Kerinci lewat tur virtual.

Detik Travel berkesempatan untuk mengikuti Virtual Tour Festival Wisata Gunung Indonesia 2020 yang diselenggarakan oleh Kemenparekraf dan Koperasi Jasa Sentra Wisata Alam Nusantara. Diselenggarakan mulai 19-24 Oktober kali ini tur virtual akan menuju Gunung Kerinci.
Pendakian dipandu oleh anggota Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia Provinsi Jambi, Dody Saputra. Pertama-tama kami mendarat di Bandara Depati Parbo Kabupaten Kerinci. Doddy menuturkan, Depati Parbo adalah bandara tipe empat yang dikelola oleh departemen perhubungan. Landasannya yang bisa didarati oleh pesawat berbadan kecil.

Baca juga : 11 Destinasi Wisata Favorit Lombok

Baca juga : Pariwisata Thailand di Pantai Patong
Dari bandara, traveler diajak menuju Bukit Kayangan di mana biasanya menjadi lokasi yang diburu saat sunrise dan sunset oleh wisatawan. Setelah puas melihat pemandangan, kita menuju Sungai Penuh yang merupakan kota tertua di Jambi.
Di sana ada masjid tua yang dibangun 1874 secara gotong-royong oleh masyarakat. Uniknya masjid ini ditopang 36 tiang tanpa menggunakan satupun paku.
Setelah puas berjalan-jalan dan juga mampir ke restoran dendeng batako, traveler menuju penginapan dan bersiap untuk menuju Gunung Kerinci esok pagi.
Pendakian dimulai di Simpang Tugu Macan, dengan kendaraan roda empat kami menuju Ujung Aspal dengan pemandangan kebun kopi, sayur-mayur hingga tebu yang luas dengan jalan yang agak berlubang dan naik turun.
Sampai di ujung aspal traveler memulai pendakian menuju Pintu Rimba dengan jalanan landai dengan ketinggian 1860 mdpl. Setelah itu, pemandu mengajak kami menuju pos satu Bangku Panjang dengan jarak 100 meter untuk beristirahat sejenak dan melanjutkan perjalanan ke pos dua.
Sampai di pos dua Batu Lumut, ada 5-10 tenda yang dan juga akses sumber air. Berjalan lagi dari pos dua menuju ke pos tiga panorama, ada makanan dan minuman yang bisa dinikmati pendaki, mulai dari pisang hingga kopi kerinci. Di sini traveler bisa mengisi perut untuk menambah tenaga.
Dari pos tiga panorama, pendaki diarahkan menuju shelter satu yang biasanya membutuhkan waktu kurang lebih satu hingga satu setengah jam. Landasan sudah mulai menanjak, karena kita akan mencapai di ketinggian 2550 mdpl.
Setelah istirahat dan makan siang kita menuju shelter dua. Nah, kali ini kemiringannya sudah hampir 45 derajat nih traveler. Tapi dalam perjalanan menuju shelter dua, kita disajikan pemandangan kebun teh yang menawan.
“Perjalanan menuju shelter dua sedikit menguras tenaga karena kita menggunakan kedua tangan bukan kaki saja perlu sedikit manjat bergelantungan,” kata Dody.
Lelah menanjak, pemandu mempersilahkan kami beristirahat sejenak sebelum menuju shelter tiga, dimana waktunya kurang lebih satu hingga satu setengah jam. Jalan yang akan ditempuh akan lebih terjal dan miring lagi. Tapi, semakin ke atas pemandangan semakin terbuka.
Sampai di shelter 3 pun sudah terlihat lembah kerinci, kebun teh pesisir selatan dengan tepian pantainya. Pendaki pun disambut dengan udara dingin.
“Biasanya kalau cuaca bagus angin agak kencang suhu rata2 paling beberapa kali sampai empat derajat,” kata Dody.
Kami menuju plataran Tugu Yudha di mana ketinggian sudah mencapai ketinggian 3660 mdpl, tinggal sedikit lagi sampai ke puncak Kerinci. Ada plataran yang cukup luar dengan hamparan batu-batu cadas.
Akhirnya, dalam waktu 20-30 menit, traveler sampai di puncak Gunung Kerinci dengan ketinggian 3805 mdpl, tentunya pesona alam Indonesia yang luar biasa indah. Pendakian pun diakhiri dengan menyanyikan lagu Padamu Negeri. (elk/ddn/ny)