TANJUNG SELOR – Salah satu masalah mutu pendidikan di Kalimantan Utara (Kaltara), adalah rendahnya kemampuan membaca dan bernalar pada jenjang anak Sekolah Dasar (SD). Ini disampaikan Sekretaris Provinsi (Sekprov) Kaltara H Suriansyah yang didampingi Plh Kepala Disdikbud Kaltara Firmanannur saat memberikan arahan dalam kegiatan Rapat Steering Committee (SC) Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) Provinsi Kaltara via Daring di Ruang Teleconference Diskominfo Kaltara, Kamis (14/5).
Kegiatan ini sebagai sarana koordinasi dan rekomendasi antara pemangku kepentingan pendidikan program di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten mitra bersama Departement Of Foreign Affairs and Trade (DFAT) – Australian Embassy in Indonesia dalam rangka membahas pelajaran (lessons learnt) dari Program INOVASI Fase I (Januari 2017 – Juni 2020); dan penyiapan Kemitraan Program INOVASI Fase II (Juli 2020 – Desember 2023).
“Beberapa hasil studi menunjukkan bahwa anak kelas 4 SD masih belum lancar membaca, yang berarti mayoritas anak-anak Kaltara ketinggalan dua tahun dari kemampuan yang sudah seharusnya mereka kuasai ketika di kelas 2 SD,” jelasnya. Menurutnya, keterampilan membaca merupakan kunci untuk mampu belajar mata pelajaran apapun dan untuk belajar ke jenjang yang lebih tinggi.
Hasil Program INOVASI Fase I di Kaltara selama 28 Bulan (Januari 2017 – Juni 2020) telah mampu memangkas ketuntasan literasi dasar di kelas awal di Kabupaten Bulungan dari 3 tahun menjadi 2 tahun. Begitu pun Malinau dan Tana Tidung yang baru memulai program pada 2019. “Pada tingkat provinsi, terjadi peningkatan literasi dasar anak di kelas 4 dari 60 persen menjadi 87 persen, nilai rata- rata pemahaman literasi anak kelas 4 (Higher Order Thingking Skills atau HOTS) dari 47,4 menjadi 70,5 dan kemampuan anak kelas 4 dalam menyelasaikan soal – soal Matematika yang mengandung HOTS meningkat dari 49,5 menjadi 80,7,” tuntasnya.(humas)